Kapolri menjelaskan awalnya pertandingan berjalan lancar hingga selesai.
"Proses pertandingan semuanya berjalan lancar, namun di saat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter atau penonton terkait hasil yang ada," kata Kapolri di Malang, Kamis 6 Oktober 2022.
Kapolri menuturkan, saat itu sejumlah suporter turun ke lapangan. Situasi itu terjadi karena pada pertandingan Sabtu 1 Oktober 2022, Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Aparat keamanan lalu melakukan pengamanan terhadap pemain dan official Persebaya menggunakan 4 unit kendaraan taktis Barracuda meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
BACA JUGA: 6 Orang Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Tersangka Selanjutnya Adalah...
BACA JUGA:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Polri Siapkan Aturan Khusus Pengamanan Pertandingan
Jenderal Sigit mengatakan, proses evakuasi berjalan cukup lama, yakni sekitar 1 jam, karena sempat terjadi penghadangan.
"Namun demikian, semua bisa berjalan lancar. Dan evakuasi saat itu dipimpin oleh kapolres," ujarnya.
Pada saat bersamaan, penonton semakin banyak yang turun ke lapangan. Saat itu beberapa aparat keamanan mengamankan para pemain Arema FC yang masih ada di lapangan.
"Seperti yang kita lihat ada yang menggunakan tameng, termasuk saat mengamankan kiper Arema FC, Saudara Aldison Marina," katanya.
BACA JUGA:Profil Akhmad Hadian Lukita, Dirut PT LIB yang Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Namun, penonton yang turun ke lapangan semakin banyak. Polisi pun menembakkan gas air mata.
"Beberapa personel menembakkan gas air mata. Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan," jelasnya.
"Tentu ini yang kemudian mengakibatkan para penonton, terutama yang ada di tribun yang ditembakkan panik, merasa pedih, dan kemudian berusaha segera meninggalkan arena," ujar Kapolri.