Lebih lanjut, Dahlan Iskan, menilai pihak keamanan berusaha mencegah penonton itu berada di tengah pemain. Tapi sesegera itu beberapa penonton yang lain berhasil meloncati pagar.
Mereka juga menuju pemain Arema dan makin banyak yang berhasil meloncati pagar, lapangan pun mulai penuh dengan penonton.
"Petugas keamanan bertindak. Terlihat di video ada petugas yang menghardik penonton dengan kasar. Menendang. Mementung. Memukul," tuturnya.
Adegan seperti itu, menurut Dahlan Iskan, terlihat sangat jelas oleh penonton yang ada di tribun yang posisi mereka lebih tinggi. Emosi penonton meledak, solidaritas sesama penonton meluap, begitulah psikologi penonton sepak bola, mereka disatukan oleh emosi.
BACA JUGA: Oknum TNI Tendang Aremania, Dudung Menyerahkan ke TGIPF Tragedi Kanjuruhan
"Saya melihat, dari situlah tragedi itu meledak. Ini bukan Arema lawan Persebaya. Bukan Aremania lawan Bonek. Ini penonton lawan petugas," tulis Dahlan Iskan.
Bahkan dalam peristiwa itu, Dahlan Iskan menduga ada teriakan yang muncul menyebut nama 'Ferdy Sambo'. "Ada teriakan Sambo juga di sana," katanya.
Mengamankan tim Persebaya ke rantis sudahlah langkah yang jitu bagi Dahlan Iskan, apalagi jika bisa segera keluar dari area stadion. Maka prioritas berikutnya membuka jalan keluar dari stadion Kanjuruhan.
"Bukan saja untuk tim lawan, juga untuk mengurangi kepadatan stadion. Pasti banyak juga yang sudah ingin pulang, sudah sangat malam namun mereka tidak bisa keluar, buntu," tuturnya.
BACA JUGA: Tugas Polri Selesai, Sekarang Giliran Kejaksaan Agung Membuat Surat Dakwaan Ferdi Sambo Cs
BACA JUGA:PKS Ingin Capres Berpeluang Menang, Anies Baswedan Belum Mau Jadi Kader
"Di dalam stadion sebenarnya sudah tidak ada lagi faktor penentu yang bisa memicu kerusuhan. Kalau pun mereka kecewa kepada tim Arema, itu kekecewaan orang yang mencinta. Tidak akan mencelakakan mereka," tambahnya.