Ekonomi . 29/07/2022, 18:04 WIB
"Dengan cadangan devisa yang kuat dan kepemilikan asing yang rendah terhadap SBN (26-Jul-22: 15,35 persen), diperkirakan dapat menahan volatilitas pasar finansial Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu di tengah tren kenaikan tingkat suku bunga, Bank Indonesia (BI) masih menjaga BI7DRR di level 3,50 persd pa pada RDG Juli 2022.
(BACA JUGA: Kolaborasi SMF dan PNM Luncurkan Program Pembiayaan Mikro Perumahan Syariah)
"Kami melihat BI memandang bahwa kondisi nilai Rupiah saat ini masih relatif stabil, baik nilai internal (inflasi) maupun eksternal (nilai tukar terhadap US Dolar)," tuturnya.
Kemudian dari sisi inflasi, tingkat inflasi CPI Indonesia secara umum memang meningkat cukup signifikan menjadi sebesar 4,35 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2022.
Namun demikian, nilai inflasi inti nasional masih cukup terjaga dan stabil di bawah 3 perzen yoy, yaitu 2,63 persr. yoy pada Juni 2022.
Hal tersebut mengimplikasikan bahwa kenaikan inflasi Indonesia saat ini bukan didorong oleh faktor demand, melainkan faktor supply akibat kenaikan harga komoditas pangan.
(BACA JUGA: Semester I-2022, Jasa Marga Catat Peningkatan Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata Sebesar 19,03 Persen)
Dari sisi nilai eksternal, walaupun saat ini nilai tukar Rupiah sedang mengalami tren depresiasi terhadap US Dollar, namun nilainya masih relatif rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara emerging markets lainnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com