JAKARTA, FIN.CO.ID - Jumlah orang yang melarikan diri dari Ukraina akibat invasi Rusia mencapai 1 juta orang pada Rabu, 2 Maret 2022.
Hal ini menjadi eksodus pengungsi tercepat abad ini, kata PBB, ketika pasukan Rusia terus membombardir kota terbesar kedua di negara itu, Kharkiv, dan mengepung dua kota dan pelabuhan strategis.
Melansir apnews.com, berdasarkan penghitungan dari badan pengungsi PBB yang dirilis ke The Associated Press, jumlah orang yang mengungsi tersebut lebih dari 2 persen dari populasi Ukraina yang dipaksa keluar dari negara itu dalam waktu kurang dari seminggu.
(BACA JUGA: Tentara Rusia Menyerah, Tawanan Muda Menangis saat Menelepon Ibunya Menggunakan Handphone Wanita Ukraina)
Evakuasi massal dapat dilihat di Kharkiv, di mana penduduk yang putus asa untuk melarikan diri dari peluru dan bom yang berjatuhan, memadati stasiun kereta kota dan mencoba untuk naik ke kereta. Namun mereka tidak selalu tahu kemana mereka akan pergi.
Dalam pidato yang direkam dalam sebuah video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta warga Ukraina untuk terus melakukan perlawanan. Dia bersumpah bahwa para penyerbu akan “tidak memiliki satu momen pun yang tenang” dan menggambarkan tentara Rusia sebagai “anak-anak yang bingung yang telah dimanfaatkan.”
Isolasi Moskow semakin dalam ketika sebagian besar dunia menentangnya di PBB untuk menuntutnya mundur dari Ukraina. Dan jaksa untuk Pengadilan Kriminal Internasional membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang.
(BACA JUGA: Sanksi Ekonomi Bagi Rusia 'Makan Korban', WNI Tak Bisa Tarik Uang hingga Harga Makanan Melonjak)
Dengan pertempuran yang terjadi di berbagai front di seluruh negeri, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Mariupol, sebuah kota besar di Laut Azov, dikepung oleh pasukan Rusia, sementara status pelabuhan penting lainnya, Kherson, kota pembuatan kapal Laut Hitam berpenduduk 280.000, tetap tidak jelas.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq