The Fed Disebut 'Ancang-ancang' Naikkan Suku Bunga 100 Bps Hingga Akhir Tahun, Ketidakpastian Belum Berakhir?

The Fed Disebut 'Ancang-ancang' Naikkan Suku Bunga 100 Bps Hingga Akhir Tahun, Ketidakpastian Belum Berakhir?

Ilustrasi - Kantor The Fed - pexels-kelly-l-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ketidakpastian global agaknya tidak akan buru-buru berakhir, meskipun nantinya perang Rusia-Ukraina sudah mereda.

Pasalnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) belum akan berhenti menaikkan tingkat suku bunga acuan hingga akhir tahun 2022. 

(BACA JUGA:Hyundai dan KIA 'Ngamuk', Penjualan di Eropa Sepanjang April 2022 Melonjak 13 Persen)

(BACA JUGA:Hyundai Palisade Facelift Mulai Dipasarkan di Korsel, Masuk Indonesia Kapan?)

Sebagaimana diketahui, The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin sampai akhir tahun 2022. Langkah ini ditempuh karena tingkat inflasi AS sudah di atas 8 persen.

Hal itu disampaikan oleh Chief Economist BRI/Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranata, di Jakarta, Senin 23 Mei 2022. 

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan AS sudah terjadi sebesar 75bps. Pertama 25bps pada bulan Maret 2022, kemudian naik lagi 50 bps pada Mei 2022. 

"Ini artinya sampai akhir tahun kemungkinan akan naik lagi sebesar 100bps, dengan fase yang lebih cepat," kata Anton.

(BACA JUGA:Daftar MPV Terlaris Bulan April 2022, Dari Tipe Premium Sampai yang Compact)

(BACA JUGA:Geser Pajero Sport, Toyota Fortuner Jadi SUV Ladder Frame Paling Laris Bulan April 2022)

"Reaksi Bank Sentral AS saat ini, saya kira sangat wajar karena inflasi AS sudah berada di atas 8 persen. Inflasi Negeri Paman Sam tercatat 8,5 persenyoy pada Maret 2022, kemudian sedikit menurun ke 8,3 persen yoy pada April lalu," lanjut Anton.

Anton menjelaskan, dinamika dan pemulihan ekonomi dunia sangat cepat berubah dibandingkan akhir tahun lalu dan harus diakui jauh dari ekspektasi sebelumnya. 

Ketidakpastian di dalam perekonomian dunia masih sangat tinggi, walaupun pandemi Covid-19 sudah relatif terkendali dengan baik.

Dampak negatif pandemi Covid-19 sangat terasa mengganggu rantai pasok sehingga terjadi shortage supply yang luar biasa pada barang dan jasa, terutama energi dan pangan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: