Kewajiban Beli Gas Rusia Pakai Mata Uang Rubel Bikin Uni Eropa Ketar Ketir

Kewajiban Beli Gas Rusia Pakai Mata Uang Rubel Bikin Uni Eropa Ketar Ketir

Ilustrasi - Cadangan Devisa RI akhir Juni naik (pexels-karolina-grabowska)--

6JAKARTA, FIN.CO.ID - Kebijakan pemerintah Rusia yang mewajibkan para importir minyak dan gas membayar dengan mata uang Rubel, agaknya membuat negara-negara Uni Eropa ketar ketir. 

Sebagaimana diketahui, pasokan minyak dan gas dari Rusia ke Uni Eropa cukup dominan. Saat ini Rusia memasok sekitar 40 persen gas dan 26 persen minyak untuk Uni Eropa.

(BACA JUGA:Harga Referensi Produk CPO Bulan Mei 2022 Turun ke USD1.657,39/MT)

Jika kebijakan pemerintah Rusia itu benar-benar dijalankan, tentu saja para importir Uni Eropa sangat mengkhawatirkan pasokan bisa terganggu. 

Para importir itu merasa  khawatir aturan itu membuat pasokan gas terhambat, terlebih ada pula sanksi bagi yang memberi kemudahan pada Rusia.

(BACA JUGA:Jasa Marga Proyeksikan Kinerja Keuangan Kuartal I Tahun 2022 Tumbuh di Atas 15 Persen)

Para menteri energi Uni Eropa pun kemudian menggelar pertemuan khusus. Bahasan dalam pertemuan khusus itu antara lain soal kebijakan Rusia yang mewajibkan transaksi jual beli gas pakai Rubel, juga soal penghentian pasokan gas ke beberapa negara Uni Eropa

Seperti diketahui bersama, Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa menjatuhkan sanksi berat buat Rusia gara-gara invasi ke Ukraina.

(BACA JUGA:Chandrika Chika Ucapkan Selamat Idul Fitri Pakai Baju Kaftan, Komentar Netizen Malah Ambyar)

Mengutip Reuters, 2 Mei 2022 kemarin, Rusia telah lebih dulu menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia. Penyebabnya adalah negara tersebut menolak aturan pembayaran dengan Rubel.

Hal yang menjadi kekhawatiran selanjutnya adalah pada bulan Mei ini akan ada beberapa perusahaan importir Eropa yang masuk jatuh tempo pembayaran pasokan gas Rusia. 

(BACA JUGA:Dahulukan Mana, Menafkahi Ibu Atau Istri Dalam Ajaran Islam?)

Pemerintah Rusia sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa importir gas dari negara lain harus menyetorkan euro atau dolar AS ke rekening di bank swasta Rusia Gazprombank.

Selanjutnya euro atau dolar AS akan dikonversi menjadi Rubel, baru kemudian bisa dilakukan transaksi. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: