Stafsus Menkeu Bilang Utang Negara Alami Peningkatan di Era SBY, Demokrat: Perbandingan yang Tak Adil

Stafsus Menkeu Bilang Utang Negara Alami Peningkatan di Era SBY, Demokrat: Perbandingan yang Tak Adil

Utang pemerintah pasca reformasi. -Twitter Prastowo Yustinus-

(BACA JUGA:Utang Indonesia Tembus Rp7.014 Triliun, Politikus Demokrat Bilang Begini)

"Debt-to-GDP ratio, kata dia, berhasil diturunkan oleh SBY dari sekitar 56% pada tahun 2004 menjadi sekitar 24% pada tahun 2014, selama 10 tahun.

"Kalau sekrang Debt-to-GDP ratio tersebut naik lagi menjadi sekitar 40%, silahkan rakyat menilainya," katanya. 

Ossy melanjutkan, dengan rasio utang terjadap GDP yang makin dikurangi di era SBY, indikasikan relatif kecilnya utang untuk hasilkan GDP. 

"Relatif kecilnya utang berarti beban fiskal pemerintah untuk bayar bunga dan pokok utang tersebut jadi lebih kecil. Sehingga besaran fiskal yang tersedia untuk dorong ekonomi jadi lebih besar" katanya. 

"Itulah sebabnya (di antara beberapa penyebab lain) mengapa laju pertumbuhan ekonomi SBY lebih tinggi dibanding Jokowi," tuturnya. 

"Karena, proporsi fiskal untuk membangun relatif lebih besar, sehingga hasilnya (laju pertumbuhan ekonomi alias GDP growth) di masa SBY lebih tinggi dibandingkan saat ini" papar Anak buah AHY ini. 

Kata dia, Menteri Keuangan di era SBY sama. Yaitu Sri Mulyani. lalu mengapa kinerja ekonominya berbeda? 

"Jawabnya, to some extent, leadership matters" paparnya. 

Dia menjelaskan bahwa kepemimpinan SBY menyebabkan semua sektor bergerak. Bukan 1 atau 2 sektor saja seperti infrastruktur. Resultantenya, struktur perekonomian jadu semakin kokoh. 

"Jika ada yang menyampaikan bahwa perekonomian kita saat ini menurun karena Covid, mungkin ada benarnya. Namun, data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi RI sebelum pandemi pun sudah memiliki trend yang menurun atau paling tidak stagnan," pungkas Ossy. 

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: