Tegas! Menko Airlangga Minta Seluruh Pengusaha Bayar THR Bagi Pekerja, Pada Pembukaan Rakernas KSPSI

Tegas! Menko Airlangga Minta Seluruh Pengusaha Bayar THR Bagi Pekerja, Pada Pembukaan Rakernas KSPSI

Menko Airlangga menghadiri Kongres KSPSI. Dalam sambutannya, Menko Airlangga meminta para pengusaha membayar THR bagi pekerja, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. FOTO: Humas EKON--

JAKARTA, FIN.CO.ID — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi peran buruh atau pekerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional. 

Menurut Airlangga, buruh berkontribusi membuat perekonomian Indonesia pada 2021 semakin membaik dengan pertumbuhan sebesar 3,69 persen (yoy).

(BACA JUGA:Groundbreaking Pabrik Kertas di Sumatera, Airlangga: Industri Kertas Andalan Ekspor Indonesia)

Sebagai Apresiasi atas pekerjua, Menko Airlangga menegaska pemerintah telah meminta dan mengarahkan seluruh asosiasi pengusaha untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada pekerjanya masing-masing, saat Idul Fitri mendatang.

“Pemerintah mengarahkan kepada semua asosiasi pengusaha, seperti APINDO dan KADIN, untuk memberikan THR kepada pekerjanya masing-masing di Lebaran tahun ini. Diharapkan THR ini akan membantu kesejahteraan masyarakat di tahun 2022 ini,” tutur Airlangga saat pembukaan Rakernas Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Kongres X KSPSI Tahun 2022, di Jakarta, Rabu 30 Maret 2022.

Airlangga menambahkan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia sudah mulai pulih. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya angka pengangguran dari 7,07 persen (Agustus 2020), menjadi 6,49 persen (Agustus 2021). 

Menurut Airlangga, penurunan pengangguran tersebut ditunjang adanya peningkatan lapangan kerja selama 2021 yang mencapai 2,59 juta.

(BACA JUGA:Airlangga: Pemerintah Bolehkan Tarawih dan Tadarus di Masjid dengan Prokes)

Di sisi lain, pandemi Covid-19 mengakselerasi penerapan teknologi digital di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh terhadap berbagai pekerjaan dan sektor usaha di masa depan. 

Banyak kegiatan usaha beralih ke teknologi digital, membatasi pekerja dan jam kerja, dan menghindari kontak langsung. Peralihan tersebut berdampak pada kondisi pasar kerja.

Berdasarkan laporan World Economic Forum – Future of Jobs 2020, diperkirakan ada 85 juta pekerjaan manusia yang akan tergantikan mesin dan akan muncul 97 juta pekerjaan baru yang melibatkan manusia, mesin, dan algoritma sebelum 2025.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) juga menyebutkan pada Kuartal II 2020 ada sebanyak 195 juta pekerja telah tergantikan dengan perubahan yang semakin cepat.

(BACA JUGA:Aliansi Mahasiswa: Wapres Ma'ruf Amin 'Mencla-Mencle', Ulama Tapi Kok 'Paksa' Ummat Disuntik Vaksin Haram)

Saat ini, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan bonus demografi, yakni pada 2030 diperkirakan jumlah penduduk usia kerja akan mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen jumlah penduduk.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: