Isra Miraj, Perjalanan Menembus Ruang dan Waktu, Hanya Bisa Diyakini Oleh Orang Beriman

Isra Miraj, Perjalanan Menembus Ruang dan Waktu, Hanya Bisa Diyakini Oleh Orang Beriman

Masjid Kota Tasikmalaya-Ilustrasi by Afdal Namakule/FIN.CO.ID-

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa di antara tujuan dari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad adalah Allah memperlihatkan kepadanya (Nabi Muhammad ) tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya. 

Karena itu dalam peristiwa tersebut Nabi Muhammad melihat berbagai macam tanda-tanda keagungan Allah dalam alam semesta ini, termasuk segala rahasia-rahasia angkasa luar dan rahasia-rahasia alam ghaib. 

Disertai juga dengan pengalaman-pengalaman pribadi dan pengalaman rohani dengan berjumpa Nabi-Nabi terdahulu seperti Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Idris, Yahya dan Isa.

Di antara tanda-tanda kebesaran Tuhan yang diperlihatkan kepada beliau terdapat pelajaran-pelajaran bagi kehidupan umat manusia. 

Agar mereka dapat membentuk dirinya menjadi manusia yang bertakwa, gemar berbuat baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab, menjelang Nabi hijrah ke Madinah, sekitar tahun 621 M (usia + 51-52). 

Ada hal yang sangat penting bagi semua umat Islam, yaitu ditugaskan Nabi Muhammad dan umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu. 

Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin mengakui, Isra Miraj bukan sebuah perjalanan biasa. 

Bukan perjalanan dengan pesawat terbang antarnegara dari Makkah ke Palestina dan penerbangan antariksa dari Masjid Al-Aqsha ke langit ke tujuh lalu ke Sidratul Muntaha.

Isra Miraj baginya adalah perjalanan keluar dari dimensi ruang-waktu. Soal bagaimana caranya, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat menjelaskan.

"Tetapi bahwa Rasulullah SAW melakukan perjalanan keluar ruang-waktu dan bukan dalam keadaan mimpi, adalah logika yang bisa menjelaskan beberapa kejadian yang diceritakan dalam hadits shahih," tulis Anggota Tim Tafsir Kauni Kementerian Agama-LIPI ini.

Thomas memaparkan, Isra Miraj sebagai perjalanan keluar dari dimensi ruang-waktu setidaknya memperkuat keimanan bahwa Isra Miraj lazim ditinjau dari segi sains tanpa perlu dipertentangkan. 

Thomas menjelaskan, manusia hidup di alam yang dibatasi oleh dimensi ruang-waktu. Ada tiga dimensi ruang (panjang, lebar dan tinggi) dan satu dimensi waktu. Tak heran bila manusia selalu berkutat pada jarak dan waktu.

"Dalam kisah Isra Miraj, Rasulullah bersama Jibril dengan wahana buraq keluar dari dimensi ruang, sehingga dengan sekejap sudah berada di Masjid Al-Aqsha. Rasul bukan bermimpi karena dapat menjelaskan secara detil tentang Masjid Al-Aqsha dan tentang kafilah yang masih dalam perjalanan," tutur dia.

Selain itu, Thomas berpendapat bahwa Rasulullah juga keluar dari dimensi waktu sehingga dapat menembus masa lalu dengan menemui beberapa Nabi. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Nama

Tentang Penulis

Sumber: