Menteri PUPR Kecewa Kepada Gubernur DKI

Menteri PUPR Kecewa Kepada Gubernur DKI

JAKARTA – Hujan deras yang mengguyur Jabodetabek sejak Selasa (31/12) hingga Rabu (1/1) siang menyebabkan sejumlah wilayah kebanjiran. Selain intensitas hujan yang tinggi, ketinggian air laut menjadi salah satu penyebabnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, saat ini ketinggian air laut mencapai 184 cm dari batas normal 160 cm. Pada Rabu (1/1) kemarin, sekira pukul 15.00 WIB, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono meninjau banjir lewat udara. Sejumlah titik banjir dipetakan. BNPB juga merilis sejumlah korban yang terdampak. Selain Jabodetabek, banjir juga melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Banten. Ketiganya melintasi ke sekitar 130 titik banjir se-Jabodetabek, terutama daerah-daerah yang terdampak banjir terparah di sekitar Sungai Ciliwung, Kali Krukut, Kali Sunter, dan Kali Grogol. Menurut Doni, mulai Selasa malam sampai dengan Rabu dinihari, curah hujan yang sangat lebat mencapai lebih dari 300 mm. Di daerah Halim (Jakarta Timur, Red) curah hujan mencapai rekor tertinggi yaitu 377 mm. Kemudian di daerah sekitar Taman Mini (Jakarta Timur, Red) sekitar 350 mm dan di wilayah Jatiasih (Bekasi, Red) sekitar 270 mm. "Jadi ini merupakan suatu rekor untuk curah hujan yang sangat tinggi untuk beberapa jam terakhir," jelasnya. Potensi hujan masih akan terjadi di wilayah Jabodetabek dalam sepekan ke depan. BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di area sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. "Yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu," imbuhnya. Menurutnya, sejauh ini BNPB telah berkoordinasi dengan TNI, Polri untuk bekerjasama menggelar seluruh unsur yang ada dibantu oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). Selain itu ada pula sukarelawan termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) dan Kementerian Sosial. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengutarakan kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, normalisasi sungai Ciliwung baru dilakukan sepanjang 16 kilometer dari total 33 kilometer. "Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km," ujar Basuki. Ia menjelaskan, bahwa daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tidak tergenang banjir sama sekali. Namun kondisi ini berbeda jauh dengan wilayah yang belum dinormalisasi. "Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan. Tetapi yang belum dinormalisasi tergenang," ungkapnya. Untuk itu, ke depan, Kementerian PUPR bersama kementerian/lembaga (K/L) terkait bakal mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar daerah yang terendam banjir ke depan dapat lebih berkurang dari jumlah saat ini. Sementara itu, Kementerian Sosial mengirimkan bantuan kebutuhan dasar untuk warga terdampak banjir di DKI Jakarta dan Kabupaten Bandung Barat, serta wilayah berpotensi banjir di Provinsi Banten. Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengatakan, bantuan kebutuhan dasar secara bertahap akan dikirimkan ke wilayah terdampak. Selain itu, juga mengaktifkan dapur umum lapangan dan menyiagakan personel Tagana untuk membantu evakuasi warga. Dikatakan, pada saat bencana, tugas Kementerian Sosial adalah mengaktivasi sistem yang sudah dipersiapkan untuk penanggulangan bencana alam secara terpadu. Sistem yang dimaksud adalah Klaster Nasional yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dimana Kementerian Sosial bertugas dalam Klaster Perlindungan dan Pengungsian dan Klaster Logistik. "Fokus penanganan adalah evakuasi pengungsi ke tempat aman, serta kelompok rentan yang terdiri atas lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya," ucapnya. Ari menerangkan, bantuan bencana untuk DKI Jakarta telah dikirimkan dari Gudang Pusat Kemensos di Bekasi ke Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Total bantuan sebesar Rp750 juta terdiri dari bantuan makanan siap saji 2.000 paket, bantuan makanan anak 1.800 paket, mie 30 ribu bungkus, tenda gulung 500 lembar, peralatan keluarga 8.000 paket, selimut 200 lembar dan 100 paket sandang. "Dapur umum untuk DKI Jakarta sudah berdiri dengan dikoordinir oleh Dinas Sosial DKI Jakarta. Demikian halnya dapur umum untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bekasi telah berjalan mulai pagi ini dengan dukungan Tagana dan dinsos setempat," tegasnya. Dapur umum di Kabupaten Bandung Barat dipusatkan di Cipeudeuy Kecamatan Padalarang untuk memenuhi 3 titik pengungsian. Dapur umum memenuhi kebutuhan makan untuk pengungsi sebanyak 300 orang n 200 relawan. "Dukungan logistik lanjutan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi selama 3 hari ke depan akan terus didorong berupa beras dan lauk pauk," terangnya. Bantuan bencana alam untuk Provinsi Jawa Barat senilai Rp1 miliar. Bantuan terdiri dari makanan anak 1.800 paket, mie 30 ribu bugkus, tenda serba guna 3 unit, tenda gulung 460 lembar, velbed 230 unit, kasur 230 lembar, Dapur Umum Lapangan 1 set, peralatan keluarga 920 paket, paket sandang 40 dan perlengkapan Tagana 50 paket. Sementara itu bantuan bencana alam untuk wilayah berpotensi banjir yakni Provinsi Banten adalah senilai Rp680 juta. Bantuan terdiri dari makanan anak 1.800 paket, mie 30 ribu bungkus, tenda gulung 400 lembar, kasur 200 lembar, peralatan keluarga 800 paket dan bantuan perlengkapan Tagana 25 paket. (khf/fin/rh)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: