BNPB Siapkan Satu Helikopter di Lebak

BNPB Siapkan Satu Helikopter di Lebak

FIN.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) menyiagakan satu unit helikopter di Kabupaten Lebak, Banten. Helikopter akan digunakan untuk penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan penyiagaan helikopter untuk mendistribusikan bantuan ke daerah yang terisolasi. "Kita berharap helikopter itu dapat mendistribusikan bantuan ke lokasi yang terisolir untuk menerima bantuan," katanya dalam siaran persnya, Minggu (5/1). Menurutnya, banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak sangat membutuhkan kendaraan yang bisa mengangkut logistik. Sebab beberapa akses masuk ke permukiman sulit ditempuh melalui kendaraan roda dua maupun roda empat akibat jembatan putus. Selain itu juga kondisi medan yang begitu berat karena tanahnya rawan lonsor dan juga berlumpur. Petugas evakuasi harus hati-hati jika memasuki daerah tersebut karena curah hujan masih tinggi. BNPB menyiagakan satu helikopter untuk membantu penanganan warga yang terisolir tersebut untuk mengangkut logistik. "Kami menilai penyaluran bantuan logistik ke lokasi terisolir itu harus dilakukan melalui udara," katanya. Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi menyatakan sudah menyalurkan bantuan logistik hingga 99 persen ke lokasi bencana di enam kecamatan. "Kami memastikan hari kelima terakhir ini sudah 99 persen penyaluran bantuan logistik ke lokasi bencana alam," katanya. Masyarakat korban bencana banjir dan longsor di enam kecamatan sudah menerima bantuan logistik berupa beras, minyak, gula, mie instan, susu bayi, air kemasan, aneka makanan, makanan siap saji, makanan camilan dan obat-obatan. Selain itu juga menerima bantuan pakaian, selimut, popok, tikar hingga buku-buku. Penyaluran logistik dibagikan di delapan posko pengungsian, juga di titik-titik tertentu yang menampung warga korban bencana banjir bandang. Penyaluran logistik telah menembus ke lokasi yang terisolir. "Kami tentu merasa terbantu adanya satu helikopter itu, sehingga bisa menyalurkan logistik ke perkampungan yang terisolir," katanya. Ia juga menerima informasi bahwa masih sulit menyalurkan bantuan ke penambang emas tanpa izin atau disebut gurandil di wilayah Kecamatan Lebak Gedong. Sebab, medan pertambangan gurandil sangat berisiko longsor dan membahayakan petugas. "Kemungkinan dari 99 persen itu hanya satu persen yang belum disalurkan, yakni ke gurandil yang lokasinya di atas perbukitan dan kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)," katanya. Selain itu, Kaprawi juga mengatakan hingga kini sebanyak 17.200 jiwa atau 4.368 kepala keluarga (KK) warga Kabupaten Lebak, masih mengungsi di enam kecamatan di daerah itu. "Semua warga yang terdampak bencana alam itu ditampung di delapan posko pengungsian," katanya. Kedelapan Posko Pengungsian itu, di antaranya Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira, Posko Pengungsian Nangela Desa Calungbungur Kecamatan Sajira, Posko Pengungsian Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Posko Pengungsian Kantor Kecamatan Cipanas, Posko Pengungsian Kecamatan Curugbitung, dan Posko Pengungsian Gedung Serba Guna Kecamatan Lebak Gedong. Terkait jumlah korban jiwa, Kaprawi mengatakan sembilan orang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor. "Sebelumnya terdata delapan warga yang meninggal dunia itu," katanya. Masyarakat yang menjadi korban meninggal dunia itu akibat tertimbun tanah longsor juga terseret air bah banjir bandang. Kesembilan warga korban meninggal dunia itu antara lain Udin (50), Tini (40), Arsah (56), Diva (8), Encih (30), Setiana (12), Enon (4), Fahmi (3) dan Nana Suryana (40). Satu orang lagi belum ditemukan atas nama Rizky (8). Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya akan segera membangun jembatan darurat di lokasi bencana guna mempermudah akses mengirim pasokan logistik. "Kita berharap dalam waktu dekat ini jembatan darurat bisa dioperasikan," katanya. Selama ini, masyarakat yang tersebar di enam kecamatan kesulitan menghubungkan antar kecamatan maupun antar desa akibat jembatan terputus. Berdasarkan pendataan, jumlah jembatan semi permanen, jembatan permanen dan jembatan gantung yang putus sebanyak 28 unit. Saat ini, kondisi masyarakat tersebut terisolir, karena tidak bisa dilintasi angkutan roda dua dan roda empat. Karena itu, pemerintah daerah akan membangun jembatan darurat dan fasilitas penyeberangan menggunakan perahu. "Kami berkomitmen merealisasikan pembangunan infrastruktur yang rusak akibat diterjang bencana banjir bandang dan tanah longsor," katanya.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: