TNI Ambil Alkes Covid-19 di Cina

TNI Ambil Alkes Covid-19 di Cina

JAKARTA - Pesawat milik TNI akan mengambil alat kesehatan (alkes) yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan wabah Virus Corona (COVID-19). Peralatan tersebut berada di Shanghai, Cina. Pengambilan itu atas permintaan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan permintaan itu tertuang dalam Surat Menhan Nomor: B/667/M/III/2020 tertanggal 18 Maret 2020. Surat tersebut ditujukan kepada Panglima TNI perihal pengambilan alat kesehatan. Langkah itu berdasarkan Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo pada 16 Maret 2020 serta koordinasi Wamenhan dengan Kantor Staf Presiden pada 17 Maret 2020. "Ini untuk mempermudah proses birokrasi G to G yang cepat dibandingkan dengan penggunaan fasilitas lainnya," kata Dahnil di Jakarta, Kamis (19/3). Menurutnya, alkes tersebut dapat membantu Tim Gugus Tugas COVID-19 dalam penanganan Virus Corona seperti yang diperintahkan Presiden Jojowi. Saat ini, kata Dahnil, prosesnya dalam persiapan yang dilakukan oleh TNI. "Dalam satu atau dua hari ke depan pesawat TNI akan berangkat untuk mengambil alat kesehatan di Shanghai," jelasnya. Alkes yang diambil di Shanghai itu berupa Disposable Masks, N95 Masks, Protective Clothing, googles, gloves, shoe covers, infrared thermometer dan surgical caps. "Alat kesehatan ini nantinya dipersiapkan dan bisa digunakan oleh tim medis Kemhan dan TNI untuk membantu Gugus Tugas COVID-19. Selain itu, juga bisa dipakai oleh para dokter yang sudah berjuang di lapangan selama ini," paparnya. Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin, mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengembangkan penelitian untuk menemukan vaksin COVID-19. Penelitian itu lewat kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa BUMN terkait. "Setiap ada ancaman kita berusaha kalau bisa memproduksi vaksin sendiri. Karena itu, sedang dikembangkan risetnya," ujar Ma'ruf di Jakarta, Kamis (19/3). Untuk menciptakan vaksin memerlukan waktu yang tidak singkat. Sehingga selama menunggu hasil penelitian tersebut, Pemerintah tetap memberlakukan protokol kesehatan sesuai anjuran standar WHO. Universitas Airlangga Surabaya juga telah mempersiapkan proposal penelitian vaksin COVID-19. Rektor Universitas Airlangga, Mohammad Nasih, mengatakan Institut Penyakit Tropis Universitas Airlangga telah mengantongi enam sampel spesimen positif COVID-19. Saat ini, sedang menunggu izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. "Memang proses dan waktunya cukup panjang. Kami optimistis dengan seizin Balitbangkes, vaksin bisa dikembangkan," papar Nasih. Terpisah, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, Santo Darmosumarto menyatakan sejumlah pihak telah menawarkan bantuan alat tes (test kit) COVID-19. Namun pemerintah akan terlebih dahulu menghitung kebutuhan di dalam negeri. Tawaran bantuan tersebut datang dari sejumlah negara. Diantaranya China dan Singapura, serta kelompok masyarakat dan pihak swasta. Terkait tawaran tersebut, Kemlu tengah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Terutama untuk menentukan need assessment dan menghitung apa-apa saja yang dibutuhkan oleh Indonesia. “Kita juga masih menunggu jumlah kebutuhan dari pihak-pihak berwenang. Seperti Kemenkes dan BNPB sebelum bisa sampaikan ke pihak yang menawarkan bantuan,” jelas Santo. Sebelumnya, Indonesia melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) telah membeli alat uji cepat atau rapid test COVID-19 dari Cina. Sebanyak 500 ribu alat uji cepat akan masuk secara bertahap ke Indonesia. Selanjutnya akan didistribusikan ke rumah-rumah sakit rujukan yang menangani pasien. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyebut alat uji cepat yang dibeli dari Cina itu telah memenuhi standar internasional yang ditetapkan WHO.(rh/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: