Mantap, Rapid Test Covid-19 akan Dibagikan ke Daerah

Mantap, Rapid Test Covid-19 akan Dibagikan ke Daerah

JAKARTA - Alat tes cepat (rapid test) COVID-19 yang telah didatangkan pemerintah pusat akan dibagikan ke daerah. Wilayah yang dipetakan menjadi pusat penyebaran jadi prioritas. Distribusi alat tes cepat itu diharapkan membuat daerah terdampak bisa cepat menggelar tes massal. Sehingga laju penyebaran virus bisa dibendung. "Rapid test dari pemerintah pusat akan dibagikan ke daerah untuk melakukan pemeriksaan dengan teknis tertentu. Diutamakan pembagian alat ke daerah yang menjadi pusat penyebaran," tegas Mendagri Tito Karnavian di Jakarta, Sabtu (21/3). Sebelum alat tes tersebut diterima, seluruh elemen tetap harus melakukan langkah-langkah antisipasi yang bertujuan menutup celah penyebaran virus. "Perlu kebijakan-kebijakan dalam standarisasi yang sama. Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," imbuhnya. Salah satu kegiatan pencegahan yang sangat penting dilakukan, adalah kegiatan edukasi kepada masyarakat. "Publik mesti diberi tahu tentang pentingnya proteksi diri dengan memperkuat kekebalan atau imun tubuh. Menjaga jangan sampai tertular itu adalah poin yang sangat penting. Setiap orang harus memiliki kesadaran. Kemudian melakukan langkah-langkah memproteksi diri sendiri," ucap mantan Kapolri ini. Contohnya rutin cuci tangan menggunakan sabun dan berjemur di sinar matahari yang mengandung ultraviolet. Tidak berjabat tangan, menjaga jarak, makan bergizi dan sehat, hingga mengonsumsi multivitamin. "Kelihatannya sepele. Akan tetapi, kesadaran akan kebersihan ikut menentukan efektivitas dalam membendung penyebaran COVID-19 ," pungkasnya. Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyatakan Kementerian Kesehatan menyiapkan 12 juta masker bedah. Selain itu. lebih dari 81 ribu masker jenis N95 yang akan didistribusikan ke rumah sakit seluruh Indonesia. "Distribusi akan mengacu kepada sistem. Kita akan mendorong provinsi, kabupaten/kota silakan mengajukan lewat dinas kesehatan provinsi," ujar Yurianto di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (21/3). Semua alat pelindung diri (APD) tersebut akan bisa dimanfaatkan. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes itu, menjelaskan pemerintah juga akan menambah tempat tidur bagi penderita COVID-19 yang membutuhkan karantina rumah sakit dan layanan medis. "Tidak lama lagi swasta akan memberikan sumbangan berupa hotel yang seluruhnya akan digunakan sebagai ruang isolasi penanganan COVID-19. Kita juga gunakan Wisma Atlet untuk menangani itu," paparnya. Langkah pemerintah pusat ini akan diikuti oleh pemerintah daerah. Dia meminta masyarakat mempercayakan penuh penanganan wabah COVID-19 ini kepada pemerintah. Yuri menegaskan, pemerintah tidak tinggal diam. Terpisah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga sedang menyiapkan gedung pendidikan dan pelatihan (Diklat) sebagai tempat isolasi COVID-19. "Gedung diklat yang merupakan aset Kemendagri yaitu BPSDM Kemendagri di Kalibata dan Bogor dapat dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19," tegas Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Bahtiar di Jakarta, Sabtu (21/3). Selanjutnya, ada empay  PPSDM Regional di Bukittinggi, Bandung, Yogyakarta dan Makassar, serta Balai Satpol PP dan Damkar di Rokan Hilir. Selain itu, Kemendagri juga memiliki Balai-Balai Diklat Pemdes di Lampung, Yogyakarta dan Malang. Dari 34 Provinsi, ada 32 Provinsi yang sudah memiliki gedung BPSDM beserta kamar. Meski kondisinya berbeda-beda, kamar tersebut secara keseluruhan layak untuk dijadikan tempat isolasi."Ada yang pakai AC dan ada yang tidak pakai AC. Namun semuanya layak pakai," paparnya. Apabila digabungkan jumlah kamar yang berada di lingkungan BPSDM Kemendagri, secara keseluruhan terdapat 5.037 kamar. Bahtiar menjelaskan, pihaknya telah meninjau beberapa daerah untuk memastikan penanganan penyebaran COVID -19 telah dilakukan dengan baik. Dia berharap, pemerintah daerah mampu memahami kebutuhan masyarakat dan mematuhi protokol COVID -19 yang telah disusun Gugus Tugas Pengendalian. “Pemda harus mendengar aspirasi masyarakat. Apa yang dibutuhkan sehingga masyarakat menjadi tenang menghadapi berbagai isu Corona ini," ucapnya. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sudah memerintahkan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna memberangkatkan pesawat angkut berat C130 Hercules ke Shanghai, Cina. Pesawat militer itu  akan mengangkut logistik kesehatan yang dibeli pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan). "Sesuai surat permohonan Menhan RI Prabowo Subianto, TNI AU telah memberangkatkan satu unit pesawat C130 Hercules dari Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Sabtu," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, di Jakarta, Sabtu (21/3). Alat kesehatan yang akan diangkut itu berkaitan dengan mewabahnya virus Corona. Pesawat dengan nomor registrasi A-1333 itu dipiloti Komandan Skadron Udara 32 Letkol Pnb Suryo. Mereka menempuh rute penerbangan Malang-Natuna-Hainan-Shanghai. Sebanyak 21 kru pesawat dan pendukung ikut dalam misi ini, beserta dua personel dari Kemhan RI. "Pesawat Hercules akam dua kali transit di Lanud Raden Sadjad Natuna dan Bandara Sanya di Hainan. Di sana pesawat melakukan pengisian bahan bakar sebelum mendarat di Bandara Pudong,  Shanghai. Sementara logistik kesehatan yang telah dibeli oleh pemerintah seberat kurang lebih 9 ton," paparnya. Alat-alat kesehatan yang diambil dari Shanghai itu berupa Disposable Masks, n95 Masks, Protective Clothing, googles, gloves, shoe covers, infrared thermometer dan surgical caps. "Alat kesehatan ini nantinya bisa digunakan oleh tim medis Kemhan dan TNI untuk membantu Gugus Tugas COVID-19 dan para dokter berjuang dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran COVID-19," jelas Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak.(rh/fin)  

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: