News

Dalam 24 Jam, Virus DBD Bisa Dideteksi

fin.co.id - 2020-04-20 10:02:54 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

SEMARANG - Ancaman virus Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu diantisipasi secara komprehensif atas aditengah isu Virus Corona. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan sejak 1 Januari sampai 4 April 2020 ada 39.876 kasus DBD dan 254 kematian. Untuk itu, seorang Dokter Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM bernama Asmarani Kusumawati berhasil mengembangkan alat deteksi keberadaan virus dengue, khususnya stereotipe DENV-3 dan DENV-4.Diketahui, virus dengue memiliki empat stereotipe yakni 1, 2, 3, dan 4. Di antara jenis stereotipe itu, Indonesia paling banyak memiliki pasien dengan stereotipe 3. “Virus dengue itu ada empat stereotipe. Kalau seorang anak kena DBD katakan stereotipenya 1, dia masih bisa kena virus DBD stereotipe lainnya,” ujar Asmarani.Ia menambahkan, ketika terkena virus dengue stereotipe tertentu maka tubuh secara otomatis akan membentuk kekebalan terhadap stereotipe tersebut. Meski demikian penderita tetap berisiko terkena DBD stereotipe lainnya. "DBD masih menjadi ancaman serius yang terus mengintai masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya selalu muncul kasus penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini," katanya dalam siaran pers UGM, kemarin.Pada umumnya virus dengue penyebab demam berdarah menyebar cukup pesat di saat musim penghujan. Dilatarbelakangi kondisi tersebut, dia melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan alat deteksi keberadaan virus dengue, khususnya stereotipe DENV-3 dan DENV-4. Alat yang dikembangkan sejak tahun 2015 hingga 2017 ini telah dipatenkan. Terdiri dari sepasang primer yakni primer forward dan primer reverse. "Primer ini terdiri dari basa nitrogen, guanin, sitosin, timin, serta adenin," terang Asmarani.Masing-masing primer untuk serotipe DENV-3 dan DENV-4 baik primer forward dan primer reserve memiliki panjang sekuen urutan basa yang berbeda. Sementara, primer deteksi virus dengue serotipe DENV-3 menghasilkan produk hasil amplifikasi berukuran 196 bp. Sedangkan primer deteksi virus dengue serotipe DENV-4 menghasilkan produk hasil amplifikasi berukuran 144 bp.Asmarani mengatakan primer untuk deteksi virus dengue serotipe DENV-3 dan primer untuk deteksi virus dengue serotipe DENV-4 sekaligus digunakan secara baik dengan metode Reverse Transcriptase – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Lateral Flow Immunoassay (LFIA), dan Nucleic Acid Sequence Based-Amplification (NASBA).Dia menyebutkan alat deteksi ini telah diuji efektivitasnya dalam melakukan deteksi virus dengue. Hasilnya, primer dapat membaca atau mendeteksi keberadaan virus dengue dalam waktu kurang dari 1 hari."Alat ini bisa mendeteksi sejak awal ketika terdapat virus dengue, efektivitasnya 100 persen dan hasilnya bisa terlihat paling lama 24 jam," terangnya.Asmarani berharap hasil penelitiannya ini tidak hanya bisa membantu mendeteksi keberadaan virus dengue. Namun, alat ini diharapkan mampu membantu upaya pengendalian penyebaran virus dengue sehingga bisa menekan kasus DBD di tanah air."Virus dengue serotipe DENV-3 sampai saat ini dominan terdapat di Indonesia. Dengan adanya primer ini diharapkan dapat mendeteksi keberadaan viris dengue serotipe DENV-3 dan 4 secara dini sehingga bisa membantu penanganan pasien DBD dengan baik," tandasnya. (fin/tgr)

Admin
Penulis