80 Persen Penduduk Indonesia Telah Terinfeksi Varian Delta

80 Persen Penduduk Indonesia Telah Terinfeksi Varian Delta

JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang melakukan penelitian tingkat kekebalan komunitas terhadap COVID-19. Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Citra Indriani, menyebut sekitar 80 persen penduduk Indonesia telah terinfeksi COVID-19 varian Delta. Hal tersebut yang menyebabkan turunnya kasus secara drastis. Masyarakat yang terinfeksi varian Delta, membuat terbentuknya imunitas kelompok secara alamiah. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki antibodi yang spesifik untuk strain virus tertentu. "Infeksi COVID lebih dari 50 persen adalah asimtomatis. Mungkin 80 persen penduduk telah terinfeksi varian Delta," kata Citra. Namun imunitas kelompok yang terbentuk tidak menutup kemungkinan munculnya ancaman gelombang ketiga. Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tetapi tidak untuk strain yang lain. Berdasarkan rekaman data yang terinfeksi di gelombang Januari, juga kemudian terinfeksi di bulan Juni-Juli, memiliki riwayat belum mendapatkan vaksinasi. "Harapannya tentu pada percepatan vaksinasi. Kalaupun gelombang 3 terjadi, sistem kesehatan kita tidak lagi menghadapi kasus-kasus berat yang jumlahnya ribuan setiap harin," papar Citra. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID -19, Wiku Adisasmito menyatakan penelitian tersebut didasarkan pada perlindungan vaksin maupun imun tubuh alami. Targetnya akhir Desember 2021 penelitian ini rampung. "Saat ini survei antibodi SARS-CoV-2 masih terus bergulir dijalankan di 34 provinsi di Indonesia. Ini mencakup sekitar 1.000 desa dan wilayah aglomerasi," kata Wiku di Jakarta, Selasa (23/11). Dia mengatakan program tersebut dijalankan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri serta didukung peneliti dari perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian tersebut diperkirakan segera dianalisis. "Sehingga hasilnya dapat keluar di pekan ketiga atau keempat akhir tahun 2021," imbuhnya. Dia berharap hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar kekebalan komunitas yang telah terbentuk di Indonesia. "Hasil tersebut dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan yang berbasis data," terang Wiku.(rh/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: