Data Tracking Pasien Bocor

Data Tracking Pasien Bocor

TASIK – Data warga yang melakukan kontak dengan pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya menyebar di masyarakat. Hal ini memberikan keresahan dan dampak psikologis bagi orang-orang yang tercatat di daftar tersebut. Dari informasi yang dihimpun Radar, data tersebut menyebar dalam bentuk dokumen Ms Word. Di situ tercatat ada 231 nama warga, alamat serta nomor kontaknya. Bukan hanya dari Kota Tasikmalaya saja, nama yang tercantum sebagian ada dari Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan beberapa daerah lainnya.

BACA JUGA: Setiap Tahun Krisis Air Bersih, Warga Bolangi Merasa Diabaikan Pemerintah

Tokoh pemuda sekaligus Ketua Forum Bhineka Tunggal Ika, Asep Rizal Asyari menyayangkan menyebarnya data tersebut. Karena berpengaruh terhadap kondisi sosial di masyarakat. “Terlepas data itu valid atau tidak, ini jadi masalah di masyarakat dan kasihan kepada orang-orang yang ada di daftar itu,” ungkapnya kepada Radar, Senin (14/9). Menurutnya, Gugus Tugas harus mengklarifikasi soal data yang menyebar tersebut. Supaya ada kejelasan dan bisa meminimalisir permasalahan sosial. “Harus ada yang bertanggung jawab, karena datanya sudah menyebar ke mana-mana,” terangnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup). Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengakui bahwa data tersebut memang dari timnya. Pihaknya pun tidak tahu kenapa data tersebut bisa menyebar ke masyarakat. “Harusnya memang tidak menyebar, kami juga enggak tahu kenapa bisa menyebar,” ujarnya.

BACA JUGA: Syekh Ali Jaber Titip Salam Sungkem untuk Jokowi, Saya Baik-baik Saja

Akan tetap, lanjut dr Uus, perlu diketahui bahwa daftar nama tersebut merupakan data mentah. Tidak semua yang tercantum melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19. “Misal ada informasi si A mengunjungi tempat pasien berada akan kami masukkan di data, meskipun hanya datang ke halamannya saja,” terangnya. Selanjutnya, dr Uus menjelaskan tim akan menyeleksi mana saja warga yang benar-benar melakukan kontak erat. Ada yang diperiksa melalui metode swab atau rapid test bahkan tidak perlu pemeriksaan karena dinilai aman. “Nantinya yang benar-benar kontak erat paling beberapa orang saja,” jelasnya. Maka dari itu, dr Uus meminta masyarakat tidak khawatir terhadap orang-orang di daftar tersebut. Namun pada prinsipnya dengan siapa pun warga harus menerapkan protokol kesehatan. “Termasuk orang yang ada di daftar, kalau dalam empat hari ke depan tidak dihubungi petugas ya berarti aman,” pungkasnya. (rga)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: