News

Denny JA: Agama Cinta dan Paradoks Dunia Modern

fin.co.id - 2024-05-27 15:49:03 WIB

Denny JA memberikan pidato sambutan dalam acara Forum Spritual Esoterika di Cilandak, Jakarta Selatan

FIN.CO.ID - 'Agamaku adalah cinta dan rumah ibadahku di hati manusia,' ungkapan dari seorang Sufi, Jalaluddin Rumi itu dikutip oleh Ketua Esoterika Forum Spiritualitas Denny JA pada pidato sambutan yang disampaikan dalam acara forum spiritual Esoterika yang memperingati perayaan hari Khilafat Ahmadiyah.

Acara ini diadakan pada Sabtu, 25 Mei, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BPPK), Cilandak, Jakarta Selatan, dan dihadiri oleh ratusan orang dari kalangan akademisi, agamawan, aktivis serta masyarakat umum.

Pada pidatonya, Denny JA menyoroti pentingnya memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama, mengutip hasil riset yang menunjukkan bahwa pemikiran yang dipenuhi dengan cinta dan kasih menghasilkan dampak positif pada kesejahteraan mental.

“Sejak 800 tahun yang lalu sampai sekarang, jika kita memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama itu karena renungan filosofis, itu karena sentuhan spiritualitas. Tapi sekarang ini era pengetahuan lebih jauh lagi ini, era neurosains dan sekali lagi kita lihat bukti-bukti akademis mengajak kita memperkuat memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama.” ujar Denny JA.

BACA JUGA: Denny JA Sebut Diplomasi Lewat Sastra akan Lebih Efektif

Denny JA menyoroti dua riset utama yang relevan dengan tema keberagaman agama dan ekspresi spiritualitas.

Riset pertama, yang dilakukan oleh University of Utah pada tahun 2016, dan riset kedua yang dipublikasikan dalam jurnal neurosains pada tahun 2014, meneliti respon neurologis terhadap keyakinan agama individu.

Responden dari dua kategori yang berbeda yakin bahwa Tuhan memiliki sifat yang berbeda, salah satunya menggambarkan Tuhan sebagai sumber kehidupan yang penuh kasih dan penyayang, sementara yang lainnya mempersepsikan Tuhan sebagai hakim yang adil dan kadang-kadang murka.

Hasil riset menunjukkan bahwa penghayatan terhadap keyakinan agama ini berdampak langsung pada aktivitas saraf mental, dengan efek yang berbeda pada sekresi hormon-hormon tertentu.

Mereka yang membayangkan Tuhan sebagai sosok pengasih cenderung memiliki respons neurologis yang menunjukkan peningkatan hormon yang merangsang rasa relaksasi dan perdamaian pikiran, sementara mereka yang membayangkan Tuhan sebagai sosok yang adil dan kadang-kadang murka, menunjukkan respons yang memicu hormon yang terkait dengan rasa gusar dan bersalah.

BACA JUGA: Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

Selain itu, muncul berbagai riset turunan dilihat lagi efek-efeknya kepada tipologi personalisasi, tipologi personalitas.Mereka yang terbiasa berpikir Tuhan itu Tuhan maha pengasih, yang maha penyayang, cenderung menghasilkan personality yang lebih kuat empatinya. Personality yang lebih pro sosial yang lebih mudah untuk kerja sukarela yang lebih sensitif kepada pro equality.

Dalam penyampaian pidato sambutan tersebut, penekanan diberikan pada hasil riset yang mendukung gagasan bahwa memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional manusia.

Menurut Denny JA, sains, terutama dalam bidang neurosains, semakin memperkuat gagasan ini dengan bukti empiris. Denny JA Kembali mengutip riset yang dihasilkan dari American Psychological Association tahun 2019 menunjukkan bahwa 40% populasi dewasa di Amerika Serikat merasa kesepian.

Hasil survei ini merefleksikan kebutuhan akan hubungan personal yang erat dan komunal, yang dapat dijembatani melalui spiritualitas dan ekspresi agama.

Admin
Penulis