News

Soroti 3 Masalah SDM Kesehatan, Menkes: Indonesia Sangat Kekurangan Dokter

fin.co.id - 2024-05-24 10:28:34 WIB

Menkes Budi Gunadi Sadikin-Boy Slamet-Harian Disway-

FIN.CO.ID - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia menghadapi tiga masalah sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan. Hal itu disampaikan dalam Forum Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan.

"Masalah kesehatan di Indonesia salah satunya yang terbesar adalah kekurangan sumber daya manusia," katanya, Selasa 21 Mei 2024.

BACA JUGA:

Menurutnya, masalah SDM kesehatan ini tidak bisa diatasi hanya dalam beberapa bulan. Karena, kata dia, masalah kesehatan ini tidak hanya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai tapi juga SDM yang mumpuni.

"Berbeda dengan kekurangan alat, selama ada uang, 6 bulan selesai. Kalau kekurangan tenaga kesehatan, ada uang belum tentu selesai," katanya.

Untuk menyelesaikan kekurangan SDM kesehatan ini memerlukan waktu bertahun-tahun. Dia memaparkan tiga masalah yang terjadi pada pemenuhan tenaga kesehatan di Indonesia.

"Masalah SDM kesehatan itu ada tiga. Satu, masalah jumlahnya. Dua, masalah distribusinya. Dan yang ketiga masalah kualitasnya," kata Budi.

Dia menyebutkan, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mencatat rasio jumlah dokter di Indonesia hanya 0,46 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh di atas negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, maupun Thailand yang lebih dari 1 per 1.000.

Bahkan, Indonesia setara dengan negara lower middle income, seperti Yaman dan Bangladesh. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan penambahan jumlah dokter sebanyak 140.000 untuk bisa masuk dalam rata-rata negara upper middle income. Kendati demikian, saat ini produksi tenaga kesehatan dokter hanya 12.000 saja.

"Jadi produksi kebutuhan 140.000 untuk jadi rata-rata negara hampir miskin dan kemudian kita produksi 12.000, butuh 12 tahun lebih," tuturnya.

Kekurangan dokter di Indonesia ini juga terlihat dari banyaknya puskesmas yang hanya diisi 95 persen dokter, tidak pernah sampai 100 persen. Terlebih, distribusi tenaga kesehatan dan tenaga medis yang masih terpusat di Jawa.

Tak ayal, lengkapnya alat kesehatan di daerah-daerah tak dibarengi dengan tenaga kesehatan yang mengoperasikannya. “Secara masif, kesempatan kerja masih banyak. Dokternya sangat kurang, dokter spesialis dan tenaga kesehatan pendukungnya juga kurang,” ujar Budi.

Dia juga mengisyaratkan keinginannya untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia dengan mendatangkan tenaga kesehatan asing. Dengan menganalogikan pemain naturalisasi dan pelatih asing sepak bola yang beberapa waktu ini menunjukkan keunggulan.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan munculnya kompetisi sehingga SDM kesehatan lokal berupaya meningkatkan standar kualitasnya. "Jadi kalau ada dokter asing masuk, direktur utama rumah sakit bule masuk, tolong dilihat itu bukan akan menghabiskan atau menutup lapangan kerja. Itu untuk menjawab isu fundamental bahwa kita harus meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," tuturnya.

BACA JUGA:

Admin
Penulis