Perhatian! Ini Gejala DBD Pada Anak dan Pengobatan serta Cara Pencegahannya

Perhatian! Ini Gejala DBD Pada Anak dan Pengobatan serta Cara Pencegahannya

Yuk Kenali Gejala Demam Berdarah (DBD), Fase Hingga Pengobatannya-SUMBER : FIN/PINTEREST-

FIN.CO.ID - Penyakit demam berdarah dengue (DBD), yang merupakan salah satu penyakit yang muncul musiman. Teruatama saat musim hujan. DBD merupakan penyakit yang menjadi ancaman serius bagi orang tua.

Karena DBD pada anak dapat berakibat fatal jika tidak didiagnosis atau ditangani dengan cepat oleh dokter.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala DBD pada anak, cara penularannya, serta upaya pengobatan dan pencegahannya. Yuk, temukan informasi lebih lanjut dalam artikel ini.

Cara Penularan DBD pada Anak

Penyakit DBD tidak dapat disebarkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang mengandung virus. DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk ini berkembang biak dengan mudah di tempat-tempat berair, terutama di daerah hangat, tropis, dan lembap, sehingga kasus DBD cenderung meningkat saat musim hujan.

Virus dengue menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus. Saat nyamuk menggigit anak, virus dapat berpindah ke anak melalui aliran darah, menempel pada sel darah putih, dan menyebabkan infeksi yang menghasilkan gejala DBD.

Ciri-Ciri Demam Berdarah (DBD) pada Anak

Anak-anak yang belum mengalami infeksi DBD sebelumnya umumnya akan menunjukkan gejala ringan. Namun, jika sistem kekebalan tubuh anak lemah atau jika mereka pernah mengalami DBD sebelumnya, gejalanya dapat lebih parah.

Biasanya, gejala DBD pada anak akan muncul dalam waktu empat hingga 10 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, dan dapat berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.

BACA JUGA:

Gejala umum DBD pada anak yang harus diwaspadai meliputi:

  • Demam tinggi
  • Perubahan perilaku seperti menjadi lebih rewel atau tidak mau makan
  • Kelelahan
  • Sering menangis
  • Perdarahan gusi atau mimisan
  • Ruam merah di kulit
  • Muntah 
  • Gejala awal mirip flu.

Membedakan apakah anak terinfeksi DBD bisa sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit umum lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter anak untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Apakah DBD pada Anak Berbahaya?

Biasanya, anak yang mengalami DBD akan pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, dalam beberapa kasus, gejalanya dapat memburuk dengan cepat dan berpotensi fatal, dikenal sebagai sindrom syok dengue.

Meskipun jarang terjadi, sekitar 1 dari 20 orang yang terinfeksi demam berdarah mengalami sindrom syok dengue, terutama anak-anak yang pernah mengalami DBD sebelumnya.

Sindrom syok dengue terjadi ketika pembuluh darah rusak dan mengalami kebocoran, mengakibatkan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Ini dapat menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.

Gejala demam berdarah parah yang perlu diwaspadai termasuk nyeri perut parah, muntah berulang, perdarahan gusi atau hidung, bintik-bintik darah di bawah kulit, kesulitan bernapas, kelelahan, dan gelisah.

Jika anak menunjukkan gejala tersebut, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang cepat.

Fase Demam Berdarah pada Anak

Penyakit DBD memiliki tiga fase yang berbeda: fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Berikut adalah penjelasan tentang setiap fase DBD pada anak:

1. Fase Demam

Pada fase ini, gejala DBD dimulai dengan demam tinggi yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama 2-7 hari. Anak mungkin mengalami sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik-bintik merah di kulit. Nafsu makan anak berkurang, sering merasa mual, dan muntah. Untuk memastikan diagnosis, penting untuk memeriksa darah anak di laboratorium.

2. Fase Kritis

Fase ini biasanya terjadi pada hari 4-6 setelah munculnya gejala demam. Anak mungkin mengalami muntah terus-menerus, mimisan, gusi berdarah, nyeri perut, muntah darah, dan buang air besar berdarah. Suhu tubuh anak mungkin menurun, namun hal ini sebenarnya merupakan tanda penurunan jumlah trombosit yang berbahaya.

3. Fase Pemulihan

Fase pemulihan dimulai 48-72 jam setelah demam turun. Anak mungkin menunjukkan perbaikan, seperti nafsu makan yang membaik, peningkatan energi, dan buang air kecil yang normal. Hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan nilai hematokrit dan jumlah trombosit yang kembali normal.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Kena DBD?

Secara prinsip, tidak ada obat antivirus khusus untuk menyembuhkan DBD. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala DBD pada anak, termasuk:

  • Menggunakan parasetamol sesuai anjuran dokter untuk meredakan demam anak
  • Mengompres dahi, ketiak, dan selangkangan dengan kompres hangat selama 10-15 menit untuk meredakan panas
  • Memastikan anak cukup istirahat dengan menjaga jadwal tidurnya
  • Memastikan anak terhidrasi dengan memberikan susu, jus buah, cairan elektrolit isotonik, dan air beras
  • Memberikan makanan sehat dan bergizi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh anak
  • Menghindari penggunaan ibuprofen atau obat antiinflamasi lainnya karena dapat memperburuk kondisi DBD yang dapat menyebabkan perdarahan
  • Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Cara Mencegah DBD pada Anak

Mencegah penyakit selalu lebih baik daripada mengobatinya. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah gigitan nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit DBD pada anak dan keluarga di rumah. Berikut beberapa cara pencegahan DBD:

  • Buang benda-benda yang dapat menampung air, seperti mug, ember, baskom, dan pot, karena air yang menggenang di dalamnya dapat menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk
  • Rutin menguras wastafel dan bak mandi untuk menghindari berkembangnya jentik-jentik nyamuk
  • Gunakan kelambu saat tidur, bahkan di siang hari, sebagai alternatif aman dibandingkan menggunakan penyemprot nyamuk
  • Gunakan krim pengusir nyamuk yang aman untuk kulit, tetapi pastikan untuk memeriksa kandungannya terlebih dahulu, terutama jika digunakan untuk anak-anak
  • Rajin membersihkan tubuh untuk menghindari bau yang dapat menarik nyamuk
  • Pasang kasa pada kusen jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah
  • Kurangi waktu di luar rumah saat musim hujan, dan ajak si Kecil bermain di dalam rumah dengan aktivitas seperti mewarnai, menggambar, atau bermain puzzle.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan dapat membantu mencegah penyakit DBD pada anak dan keluarga.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Mega Oktaviana

Tentang Penulis

Sumber: