Pengamat Dukung Film Dirty Vote, Tapi Waktu Tayang di Masa Tenang yang Keliru

Pengamat Dukung Film Dirty Vote, Tapi Waktu Tayang di Masa Tenang yang Keliru

Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza--

FIN.CO.ID- Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menilai film Dirty Vote yang tayang di YouTube dan menjadi perbincangan, mempunyai tujuan yang baik dan positif. 

Sebab film yang membongkar kecurangan sistematis yang dilakukan Jokowi dan kroni-kroninya jelang Pemilu 2024 itu, bisa memberika edukasi politik kepada penonton sebelum melakukan pencoblosan pada tanggal 14 Feberuari 2024. 

"Kita harus mendudukan secara objektif. Di satu sisi saya juga akademisi. Saya akui memang buruk sekali pemilu saat ini, tapi mereka adalah akademisi panutan. Jadi saya yakin mereka tidak punya kepentingan lain selain bangsa dan negara," ujar Efriza saat di wawancarai via telepon oleh Disway.id (Grup FIN), Senin 12 Februari 2024.

BACA JUGA:

Namun, Efriza menilai, yang jadi persoalan adalah bukan isi dari materi film tersebut. Melainkan dari waktu perilisannya yang terjadi disaat pemilu sudah memasuki masa tenang. 

"Itu yang saya anggap ya keliru. Atau, tidak baik jika tidak ingin dianggap salah," ujar Dosen Citra Institute itu.

Lanjutnya, Efriza memberikan gambaran tentang penghakiman. Dia menegaskan, jika mengkritik atau menghakimi orang lain jangan lupa berkaca kepada diri sendiri.

"Meskipun seseorang mencoba memberikan alasan apapun untuk menghakimi orang lain, kita harus tetap berhati-hati dengan perilaku diri sendiri. Mungkin kita pernah mengalami hal yang sama tanpa sadar," tutur Efriza.

Berangkat dari hal itu Efriza menyesalkan tentang penghakiman terhadap salah satu pasangan calon. Karena, di film tersebut terlihat ada kecurangan di kubu 02.

BACA JUGA:

"Kalau seandainya penghakiman sekalipun untuk tidak memilih Prabowo-Gibran itu tidak masalah. Tapi jangan di massa tenang," ujarnya menggebu.

Dosen Ilmu Politik itu menganggap wajar jika ada banyak pihak mempertanyakan atas kepentingan siapa yang akan mereka bawa setelah Film itu tayang.

"Argumentasinya benar, tapi itu berpolemik. Kepentingan siapa yang dibela, dia berdiri di atas kepentingan siapa, siapa yang biayai, kemudian menyebar kemana-mana, dan akhirnya akademisi yang disalahkan," imbuhnya.

Efriza mengungkapkan, jika di massa tenang yang harusnya sama-sama menenangkan publik tapi malah chaos, buntut dari penayangan Film Dirty Vote itu. Dia khawatir. Karena nantinya banyak masyarakat yang golput ataupun apatis.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: