Dear Bunda, Ini Ciri Anak Butuh Pemeriksaan Mata

Dear Bunda, Ini Ciri Anak Butuh Pemeriksaan Mata

Terjadi 3 kasus Lumpuh Kayu Akut pada anak yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang disebabkan oleh virus polio--Freepik

fin.co.id - Dokter spesialis mata yang juga pengajar di Universitas Brawijaya dr. Lely Retno W., SpM (K) menyebutkan orang tua perlu mengenali beberapa ciri bahwa anak mereka membutuhkan pemeriksaan mata supaya mereka bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Lely saat acara daring yang diikuti dari Jakarta, Sabtu, mengatakan biasanya salah satu masalah kesehatan mata yang dihadapi anak-anak ialah penglihatan kabur atau buram.

"Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan matanya. Itu dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas," kata Lely.

Selain itu, ciri lain dari anak yang membutuhkan pemeriksaan mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang tidak jelas. 

BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kesehatan Mental untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kebiasaan mengucek mata biasanya disertai dengan keluhan pusing.

Apabila ciri-ciri tersebut terjadi pada buah hati, orang tua dianjurkan menanyakan pada anak terkait rasa tidak nyaman itu dan membawanya untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak.

Sang dokter juga memberikan kiat mudah agar baik orang tua maupun anak bisa melakukan pemeriksaan awal apakah matanya mengalami masalah atau tidak.

"Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa," kata Lely.

BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Atresia Ani, Kelainan Bawaan pada Bayi yang Harus Diatasi dengan Operasi

Terkait dengan masalah gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023 Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) menyebutkan bahwa sejak pandemi COVID-19 didapati 400 dari 1.000 anak Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini.

Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan mengakses gawai yang tidak terkontrol dan membuat anak melebihi batas waktu ideal terpapar layar gawai.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: