FIN.CO.ID- Otoritas Ekuador memberlakukan keadaan darurat setelah bos geng narkoba, Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara pada Minggu 7 Januari 2024.
Kaburnya Adolfo Macias alias Fito hingga menyebabkan kekacauan di berbagai wilayah di Ekuador.
Sekelompok pria bersenjata menyerbu stasiun televisi TC di Kota Guayaquil saat sedang siaran langsung, dengan menyandera pegawai sambil mengacungkan senjata dan granat.
Pada hari yang sama, mereka juga menduduki sebuah universitas di Guayaquil dan menyandera beberapa mahasiswa. Sebanyak 13 tersangka ditahan menyusul serangan ke stasiun televisi tersebut.
Sementara itu, sebanyak 11 orang aparat keamanan tewas. Kekerasan itu meliputi pembakaran kendaraan, blokade dan pemboman di sejumlah propinsi.
BACA JUGA:
- Ekuador Memanas! Gembong Narkoba Baku Tembak dengan Polisi hingga Serang Stasiun TV, Presiden Umumkan Perang
- Berkali-Kali Terjerat Narkoba, Artis Ibra Azhari Diancam 12 Tahun Penjara
Adolfo Macias atau Fito ini pertama kali dilaporkan hilang dari penjara pada hari Minggu 7 Januari 2024
Jaksa Ekuador kemudian mengajukan tuntutan terhadap dua penjaga penjara sebagai bagian dari penyelidikan mereka atas dugaan pelarian tersebut.
Adolfo Macias atau Fito adalah pemimpin geng Los Choneros. Dia menjalani hukuman 34 tahun di penjara La Regional karena perdagangan narkoba dan pembunuhan di negara tersebut.
Pelariannya yang dilaporkan terjadi pada hari yang sama ketika dia dijadwalkan dipindahkan ke fasilitas keamanan maksimum di kota Guayaquil.
Pada tahun 2013, Adolfo Macias melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum tetapi ditangkap kembali beberapa minggu kemudian.
Polisi sedang menyelidiki apakah pelarian terakhirnya ini sama dengan yang terjadi satu dekade lalu.
BACA JUGA:
- Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Dilindungi Gangster Thailand
- Usut Jaringan Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim Periksa Vokalis Grup Band Zivilia
Geng Los Choneros pimpinan Adolfo Macias adalah salah satu geng yang dianggap pihak berwenang bertanggung jawab atas lonjakan kekerasan yang mencapai tingkat tertinggi baru pada tahun lalu dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio.
Saat itu Fernando Villavicencio mengklaim geng Los Choneros mengancamnya, namun pihak berwenang belum dapat menuduh Macias atau kelompoknya berada di balik pembunuhan tersebut.
