FIN.CO.ID- Ekuador memanas sejak dua hari belakangan ini. Gerombolan kriminal terlibat baku tembak dengan aparat keamanan.
Sekelompok pria bersenjata menyerbu stasiun televisi TC di Kota Guayaquil saat sedang siaran langsung, dengan menyandera pegawai sambil mengacungkan senjata dan granat.
Pada hari yang sama, mereka juga menduduki sebuah universitas di Guayaquil dan menyandera beberapa mahasiswa. Sebanyak 13 tersangka ditahan menyusul serangan ke stasiun televisi tersebut.
Sementara itu, sebanyak 11 orang aparat keamanan tewas. Kekerasan itu meliputi pembakaran kendaraan, blokade dan pemboman di sejumlah propinsi.
BACA JUGA:
- Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Dilindungi Gangster Thailand
- Usut Jaringan Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim Periksa Vokalis Grup Band Zivilia
Sementara itu, lembaga pemasyarakatan nasional mengumumkan bahwa para narapidana telah menyandera 139 sipir penjara pada Rabu 10 Januari 2024.
Gelombang kekerasan di negara tersebut dipicu oleh kaburnya Jose Adolfo Macias, alias El Fito, pemimpin Los Choneros, sebuah organisasi kekerasan yang menguasai perdagangan narkotika di negara tersebut.
Dia diduga merupakan cabang Kartel Sinaloa, sebuah sindikat kriminal asal Meksiko.
Pekan lalu, Macias melarikan diri dari selnya di penjara Litoral Guayaquil bersama dengan gembong narapidana lainnya.
BACA JUGA:
- Berkali-Kali Terjerat Narkoba, Artis Ibra Azhari Diancam 12 Tahun Penjara
- Buntut Penangkapan di Jalur Busway Terkait Narkoba, Polisi Sebut Saipul Jamil Resmi Dibebaskan Hari Ini
Dia menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 setelah dinyatakan bersalah atas perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir.
Presiden Ekuador Nyatakan Perang
Presiden Ekuador Daniel Noboa menyatakan perang terhadap kartel narkotika dan gerombolan kriminal tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan radio lokal Radio Canela, Noboa membahas menyebut para aksi kekerasan dari gembong narkoba itu sebagai aksi teroris.
"Kita menyatakan perang. Kita tidak boleh menyerah kepada teroris ini. Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk menghapus rasa tidak aman" kata dia dilansir Anadolu, Kamis 11 Januari 2024.
"Kelompok kriminal ini mungkin mengira bisa menjatuhkan presiden dengan menyerang stasiun televisi dan menyandera aparat keamanan. Mereka tidak akan berhasil," kata Noboa.