COVID-19 JN.1 Sudah Masuk Indonesia, Begini Gejalanya Jika Terpapar

COVID-19 JN.1 Sudah Masuk Indonesia, Begini Gejalanya Jika Terpapar

Kementerian Kesehehatan RI menlaporkan bahwa Covid-19 varian JN.1 sudah mulai terdeteksi di Indonesia dan meminta selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri--

Hal tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran bahwa varian ini mungkin lebih berisiko menyebar dan menginfeksi manusia, bahkan pada orang yang memiliki kekebalan terhadap vaksin dan infeksi sebelumnya. 

Selanjutnya menyusul COVID-19 JN.1 satu bulan setelahnya, yaitu September 2023. Meski BA.2.86 dan JN.1 sangat berbeda dari segi penamaan, tetapi hanya terdapat satu perbedaan yakni pada protein lonjakannya (spike protein). 

BACA JUGA:

Spike protein pada permukaan virus inilah yang berperan penting dalam membantu virus menginfeksi manusia. Spike protein merupakan bagian dari virus yang menjadi target vaksin. Artinya, vaksin harus bekerja melawan JN.1 dan BA.2.86 dengan cara yang sama. 

Data ilmiah awal menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 2023-2024 yang diperbarui, dapat membantu mencegah penularan varian  BA.2.86 atau pula JN.1.

Gejala Varian JN1

Menurut CDC hingga saat ini belum diketahui secara pasti apakah infeksi JN.1 menimbulkan gejala yang berbeda dari varian lainnya. Karena secara umum gejala COVID-19 cenderung serupa antar varian.

Melansir dari World Health Organization (WHO), pada umumnya gejala COVID-19 berupa:

  • Demam.
  • Panas dingin.
  • Sakit tenggorokan.
  • Gejala yang kurang umum adalah:
  •  
  • Nyeri otot dan lengan atau kaki terasa berat.
  • Kelelahan.
  • Hidung berair, tersumbat, atau bersin.
  • Sakit kepala.
  • Sakit mata.
  • Pusing.
  • Batuk yang terjadi terus-menerus.
  • Dada sesak atau nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Suara serak.
  • Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut atau diare.

Segeralah cari pertolongan medis bila mengalami gejala:

  • Kesulitan bernapas, terutama saat istirahat.
  • Kebingungan.
  • Mengantuk atau kehilangan kesadaran.
  • Rasa sakit atau tekanan yang terus-menerus di dada.
  • Kulit menjadi dingin atau lembap, atau menjadi pucat atau berwarna kebiruan.
  • Kehilangan kemampuan bicara atau bergerak.

Jenis dan seberapa parah gejala yang berlangsung tergantung pada sistem kekebalan tubuh serta kesehatan seseorang secara keseluruhan. (*)

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: halodoc.com