FIN.CO.ID- Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi ikut mengomentari pengakuan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019, Agus Rahardjo yang mengakui bahwa Presiden Jokowi intervensi kasus e-KTP.
Adapun dalam kasus e-KTP pada tahun 2017 itu, menetapkan Setya Novanto yang saat itu sebagai Ketua Umum Partai Golkar jadi tersangka. Sementara partai Golkar merupakan partai koalisi Pendukung Jokowi.
Islah Bahrawi dalam cuitannya di media sosial X mengatakan, saat kasus e-KTP Setya Novanto itu, dirinya masih pendukung fanatik Presiden Jokowi. Apapun serangan terhadap Jokowi, dirinya selalu membelanya.
BACA JUGA
- Heboh Kesaksian Mantan Ketua KPK Soal Jokowi Perintahkan Kasus e-KTP Dihentikan, Ini Penjelasan Istana
- Heboh Pengakuan Eks Ketua KPK: Jokowi Perintah Kasus E-KTP dengan Tersangka Setya Novanto Dihentikan
Eks Ketua KPK Agus Rahardjo--Kompas TV
Islah Bahrawi bahkan menyebut Jokowi saat itu sebagai berhala. Dia menganggapnya sebagai sosok yang bebas dari dosa.
"Kalau dipikir-pikir, ketika Jokowi mengintervensi ketua KPK atas kasus Setnov di 2019, saat itu saya masih heboh sendiri menyembah berhala suci bernama Jokowi" kata Islah Bahrawi, dikutip fin pada Minggu 3 Desember 2023.
"Postingan saya di IG pun didominasi puja-puji soal Jokowi. Di mata saya Jokowi adalah sosok "Neo Ma'sum" yang belum tentu muncul dalam setiap abad sekali" imbuhnya.
Islah mengatakan, saat itu dia bersemangat berdebat di sejumlah televisi hanya untuk membela kebijakan-kebijakan Jokowi.
"Saya bersemangat untuk berdebat di TV, tampil di sana-sini membela Omnibus Law dan Citizen Lawsuit, serta berkali-kali melaporkan penghina Jokowi ke polisi" kata dia.
BACA JUGA:
- Islah Bahrawi Diduga Sindir Jokowi: 9 Tahun Dipuja Seperti Nabi hingga Membuatnya jadi Berhala, Lalu Membajak Aparatur!
- Gibran Cawapres Bodong, Kaesang Politisi Karbitan, Islah Bahrawi ke Jokowi: Mosok Anda Ndak Merasa Malu sih?
Islah Bahrawi--Istimewa
Bahkan Islah bilang, dia tak peduli orang memanggilnya cebong dan menuduhnya PKI.
"Bahkan saya siap dengan segala risikonya ketika darah saya dihalalkan karena identik dengan "cebong yang sekolam dengan PKI". Semua itu saya lakukan hanya karena cinta Jokowi" tuturnya.
"Saya betul-betul menjadi "die harder" yang tanpa pamrih karena saya percaya: "Jokowi pasti selalu benar" sambung dia.