Chief Economist SMF Prediksi Ekonomi RI 2023 Tumbuh 5 Persen

Chief Economist SMF Prediksi Ekonomi RI 2023 Tumbuh 5 Persen

Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, Martin Daniel Siyaranamual (Kanan), saat memberikan paparan dalam konferensi pers di Ramang-Ramang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat 11 Agustus 20-Sigit Nugroho untuk FIN.CO.ID-

SMF - Ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diprediksi bertumbuh positif. Meski sejumlah tantangan ada di depan mata, namun beberapa hal disebut mampu mendukung perekonomian Indonesia bertumbuh positif. 

Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, Martin Daniel Siyaranamual mengatakan,  tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan menyentuh level maksimal 5 persen dan paling rendah 4,9 persen full year.

Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 tersebut merupakan nilai tengah yang sangat mungkin dicapai dari asumsi target pertumbuhan perekonomian yang dicanangkan pemerintah sebesar 4,5 - 5,3 persen. 

Keyakinan SMF atas asumsi pertumbuhan ekonomi didasarkan pada progres pertumbuhan ekonomi hingga triwulan II 2023 sebesar 5,17 persen.

Disisi lain juga didasarkan pada perkembangan dinamika perekonomian global yang disandingkan dengan berbagai potensi tantangan ekonomi secara global dan domestik. 

Termasuk dari data-data valid yang dikeluarkan oleh otoritas pemerintah seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik hingga Kementerian Keuangan.

BACA JUGA:

"Perjalanan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang akan banyak hambatan tetapi setelah kita lakukan kajian asumsi kita akan jatuh pada level 4,9 - 5 persen, kalau dari lembaga internasional rata-rata mengasumsikan pertumbuhan sebesar 4,5 - 5,3 persen," ujar Martin dalam konferensi di Ramang-Ramang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat 11 Agustus 2023. 

Meski asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini akan berada di teritori positif, Martin mengingatkan pemerintah untuk tidak terlena.

Sebab salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang belakangan menunjukkan penguatan justru akhir-akhir ini tidak perform yaitu kinerja perdagangan nasional.

Pada triwulan II 2023, kinerja ekspor impor menunjukkan penurunan. Padahal sebelumnya sejak triwulan II 2022, keduanya berkontribusi positif. Sementara pada triwulan II 2023 kinerja ekspor turun 2,75 persen year on year (yoy) dan kinerja impor turun 3,08 persen yoy.

"Penurunan kinerja ekspor - impor ini menjadi tanda bahwa mengandalkan kegiatan ekspor impor itu bahaya bagi pertumbuhan ekonomi sebab kita tidak bisa lagi mengandalkan harga komoditas, kita harus bisa berupaya mengoptimalkan sumber pertumbuhan lain," sambung Martin.

Martin minta pemerintah fokus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan sumber pertumbuhan lainnya diluar kinerja perdagangan nasional seperti belanja pemerintah, konsumsi rumah tangga dan konsumsi non pemerintah.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: