Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine, Tenaga Badak dan Super Irit

Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine, Tenaga Badak dan Super Irit

Honda GL Pro Neo Tech Engine tahun 1996 160 cc saat berada di padang pasir Gunung Bromo. -khanif lutfi-

BACA JUGA:Mengenal Apa Itu BBM Pertamina Dex Serta Keunggulan untuk Mesin Mobil

Kami pun mengecek kondisi lampu yang tiba-tiba mati. Jok motor kami bongkar. Setelah dicek, ternyata soket lampu bagian belakang lepas. Mungkin copot ketika kami memasang side bag. 

Masalah pun selesai. Kami melanjutkan perjalanan. Sangat lengang. Kondisi jalan Ibu Kota terbilang sepi. Wajar saja, kondisi masih dini hari. Kami pun mulai mengarah ke Cililitan untuk menuju Kalimalang, Bekasi. 

Motor kami pacu stabil di kecepatan 60 km per jam sampai 80 km per jam. Cuaca malam itu terang bulan, kami pun santai tidak khawatir turun hujan. 

Sambil ngobrol ngalor ngidul, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 WIB. Dari kejauhan terlihat 'hotel merah putih' alias SPBU. 

Ternyata kami sudah berada di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tepatnya SPBU Patok Besi. Kami pun memilih tempat tersebut untuk merebahkan badan dan tidur.

Hari Kedua Perjalanan Subang - Kendal Kamis 4 Mei 2023

Matahari pagi itu cerah, saya terbangun karena sorot sinar matahari yang langsung mengarah ke saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Kamplenk sudah tidak berada di posisi semula. Ternyata sudah bercengkerama dengan petugas kebersihan SPBU.

Sepemikiran, kami pun memesan kopi untuk menyambut pagi. Di SPBU tersebut sangat lengkap, ada minimarket hingga toilet yang terbilang cukup bersih. Tak ingin berlama-lama, sekitar pukul 07.30 WIB pun kami memutuskan untuk mencari sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. 

Kami pun memilih sarapan bubur. Harganya Rp10.000 untuk satu porsinya. Selesai sarapan, kami melanjutkan perjalanan. 

Kondisi jalan masih cukup lengang. Truk-truk yang menjadi 'penghuni' pantura belum banyak berseliweran. Mungkin juga karena habis Lebaran. Jadi belum diperbolehkan untuk beroperasi. 

Sepanjang perjalanan juga masih terlihat pemudik sepeda motor yang mengarah ke Jakarta. Atau arus balik. Cuaca siang itu sangat panas. Mungkin sekitar 34 sampai 35 derajat celsius.

Sekitar pukul 11.00 WIB, cuaca yang tadinya terik tiba-tiba berubah jadi mendung. Tanpa permisi, hujan turun.

Waktunya 'Ngopi-ngopi Mase'. Seketika kami mencari tempat berteduh. Masih di jalur Pantura. Mungkin sudah masuk Kabupaten Indramayu. 

Di depan rumah orang, ada terpal yang terpasang lengkap dengan bale tempat orang biasa duduk. Ada juga meja kecil. Dugaan saya si pemilik rumah sempat berjualan ketika arus mudik kemarin. 

Ada momen lucu. Saat hujan turun sangat deras, tiba-tiba terpal tempat kami berteduh ambrol. Ternyata bambu yang digunakan untuk penyangga sudah lapuk dan tidak kuat menahan derasnya hujan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: