Part 2: Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine

Part 2: Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine

Honda GL Pro Neo Tech Engine tahun 1996 160 cc saat berada di padang pasir Gunung Bromo. -khanif lutfi-

Part 2: Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine

Pada tulisan kali ini, penulis ingin berbagi cerita ketika solo touring menggunakan Honda GL-Pro tahun 1996 Neo Tech Engine 160 cc.

Sebenarnya saya agak ragu dengan penggunaan kata solo touring. Karena saya tidak sendiri dalam melakukan perjalanan ini, tapi berboncengan. Hehehe

Tulisan ini mungkin agak panjang, karena perjalanan yang ditempuh memakan waktu cukup lama. Satu minggu untuk perjalanan pulang pergi Jakarta-Bromo. 

Saya juga akan sedikit bercerita tentang awal pembelian motor ini. Jadi mungkin agak lebih panjang lagi tulisannya. 

BACA JUGA:Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL-Pro 1996 Neo Tech Engine, Tenaga Badak dan Super Irit

BACA JUGA:Part 3 Tamat: Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL Pro 1996 Neo Tech Engine

Hai orang-orang, selamat gini hari. Ini adalah kelanjutan dari tulisan saya sebelumnya. Bagi yang belum sempat baca part sebelumnya, bisa klik link di atas ya. 

Hari Ketiga Perjalanan Jumat 5 Mei 2023

Kesiangan. Waktu sudah pukul 09.15 WIB ketika saya bangun. Kamplenk masih 'pingsan' di sebelah saya. Saya pun keluar kamar. Di bagian belakang rumah, atau yang biasa disebut pawon (dapur) sudah tersedia sarapan. 

Mbak Dwi dan Pak Yadi menyambut saya pagi itu. Gimana istirahatnya? Silakan sarapan mas. Ucap pasangan suami istri itu menyambut saya ramah. Yogud mana pak? Masih tidur jawab Mba Dwi. 

Sarapan nasi pecel. Salah satu menu khas yang biasa dijadikan sarapan warga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kamplenk pun bangun. Saya sarapan ditemani Pak Yadi sambil sedikit berbincang. Menanyakan destinasi wisata sekitar. Pak Yadi menyarankan saya untuk pergi ke Kebun Teh Medini yang sudah ada sejak zaman Belanda. Saya pun mengiyakan. 

Waktu sudah pukul 11.00 WIB, waktunya kami bersiap-siap untuk menunaikan ibadah salat Jumat. Setelah salat Jumat, kami kumpul di pawon, bersiap untuk makan siang. Padahal baru sarapan, hehehe. Kamplenk mengaku sedih dengan khutbah yang dibawakan khatib.

Sedih pak khutbahnya, kata Kamplenk ke Pak Yadi. Lho emang ngerti tho? Balas Pak Yadi. Justru itu pak, saya sedih karena enggak ngerti. Serempak kami tertawa. Oiya, Kamplenk ini asli Betawi Cireundeu. Sedangkan saat salat Jumat, khatib membawakan khutbah dengan bahasa Jawa yang sangat halus. Kromo inggil mungkin. Jadi untuk saya yang hanya mengerti bahasa Jawa ngapak pun sebenarnya tidak mengerti, hehehe.

Sekira pukul 13.30 WIB Yogud baru bangun. Maklum semalam kami ngobrol sampai subuh. Kecuali Kamplenk yang memilih tidur lebih awal. Jam 14.00 WIB, kami berangkat wisata ke Kebun Teh Medini. Jaraknya sekitar 20 menit dari rumah Yogud.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: