Indonesia Sukses Jalankan Presidensi G20, Pastikan Bermanfaat untuk Dunia

Indonesia Sukses Jalankan Presidensi G20, Pastikan Bermanfaat untuk Dunia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita--(dok.Kemenperin)

Forum G20 juga berupaya memperkuat kerja sama internasional untuk mengamankan keterjangkauan dan aksesibilitas energi dengan membatasi kenaikan harga energi dan meningkatkan teknologi yang bersih, aman, inklusif, dan berkelanjutan. Forum mendeklarasikan komitmen untuk mendukung investasi pada infrastruktur dan industri yang juga berkelanjutan.

Kerja sama G20 juga membuka peluang untuk memperkuat kapasitas dan kerja sama industri manufaktur alat kesehatan di tingkat lokal dan regional.

Hal ini untuk mendukung dialog dan kolaborasi untuk membangun jaringan kesehatan digital global terpercaya sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pencegahan pandemi di kemudian hari.

Di sela-sela pelaksanaan KTT G20, Kementerian Perindustrian melakukan kerja sama dengan inovator Sehat Sutardja dari Zerro Power Systems.

Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pengembangan dan peningkatan kapasitas industri semikonduktor di Indonesia.

Melalui kerja sama ini, Kemenperin berupaya mengurangi ketergantungan semikonduktor yang rantai pasoknya semakin sulit dan kebutuhan makin lama makin tinggi.

G20 juga melihat bahwa tantangan perekonomian global hingga tahun depan tidaklah mudah. Ancaman seperti inflasi serta krisis pangan dan energi mendorong perlambatan ekonomi global. Karenanya Pemerintah Indonesia mengajak para pemimpin G20 untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi masa depan dunia dan menghentikan ketegangan.

Peluang Pengembangan Industri Hijau

Terkait krisis iklim dan energi, G20 memandang pentingnya transformasi yang cepat dan diversifikasi sistem energi, juga peningkatan keamanan energi serta ketahanan dan stabilitas pasar, dengan mengakselerasi dan memastikan transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau dan inklusif, serta aluran investasi yang berkelanjutan. 

G20 menekankan komitmen untuk mencapai global net zero emisi gas rumah kaca pada sekitar pertengahan abad ini, dengan mempertimbangkan perkembangan ilmiah terbaru dan keadaan nasional yang berbeda.

Kemenperin terus berupaya agar industri nasional bertransformasi menuju industri hijau. Upaya ini dijalankan melalui dua strategi, yaitu menghijaukan industri yang sudah ada (greening the brown Industry) dan penciptaan industri baru sesuai prinsip industri hijau (developing the new green industry).

Untuk mempercepat implementasi industri hijau yang berdaya saing, Kemenperin menjalankan program prioritas, meliputi peningkatan efisiensi produksi dan sumber daya, pengembangan bahan baku ramah lingkungan (material hijau), dan produk hijau.

Percepatan implementasi juga didukung melalui efisiensi energi dan pemanfaatan energi bersih, serta energi baru dan terbarukan (EBT), penurunan emisi gas rumah kaca, polusi dan limbah, efisiensi dan ketahanan air sektor industri, penerapan ekonomi sirkular dan 4R (reduce, reuse, recycle, dan recovery), serta peningkatan dan perluasan pekerjaan hijau (Green Jobs).

Diharapkan melalui program-program tersebut, daya saing sektor industri terus meningkat tanpa mengorbankan fungsi lingkungan hidup dan terjaminnya kesehatan masyarakat.

“Negara-negara akan bersama-sama mendukung terwujudnya komitmen global net zero. Hal ini memberi peluang sektor manufaktur Indonesia untuk mengembangkan industri hijau yang berkelanjutan. Tidak hanya melalui industri otomotif dengan menghasilkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), namun juga industri lainnya yang menjalankan aktivitas ramah lingkungan,” ungkap Menperin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: