EBT Jadi Energi Masa Depan, PLN Siap Perkuat Smart Grid

EBT Jadi Energi Masa Depan, PLN Siap Perkuat Smart Grid

Ilustrasi penggunaan sistem Smart Grid oleh PT PLN (Persero). (dok PLN)--

NUSA DUA, FIN.CO.ID -- PT PLN (Persero) menggandeng  sejumlah lembaga internasional untuk mendorong perkuatan smart grid dalam rangka mendukung transisi energi. 

Kehadiran smart grid sangat penting seiring dengan terus meningkatnya kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang menjadi pemasok utama kebutuhan listrik ke depan. 

BACA JUGA:Menteri Basuki Targetkan Tol Semarang-Demak Seksi II Dibuka Fungsional 18 November 2022

BACA JUGA:Penampakan Kereta Cepat Jakarta Bandung Siap Diuji Dinamis

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, pembangkit EBT akan mendominasi penambahan kapasitas pembangkit yaitu sebesar 20,9 Giga Watt (GW) atau sekitar 51,6 persen dari total proyek pembangkit baru. 

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis dipisahkan oleh lautan. 

Saat ini jaringan listrik PLN yang terdiri dari 4 sistem besar dan 16 sistem kecil hingga menengah dengan lebih dari ratusan sistem terisolasi beroperasi untuk menyalurkan energi ke masyarakat. 

Setiap sistem memiliki konfigurasi pembangkit yang berbeda, infrastruktur transmisi yang berbeda dan karakteristik beban yang berbeda. 

BACA JUGA:Wow! Kereta Cepat Jakarta Bandung Baru Balik Modal 38 Tahun, Bisa Lebih Lama Jika Tarif Lebih Murah Dari 350 K

BACA JUGA:Bendungan Kering Ciawi Karya Brantas Abipraya Raih MURI

Dengan karakteristik geografis, masing-masing pulau memiliki potensi energi terbarukan yang berbeda-beda sehingga setiap sistem memiliki pendekatan dan strategi yang berbeda untuk integrasi energi terbarukan. 

Untuk itu, dibutuhkan pengembangan smart grid yang lebih fleksibel untuk mengintegrasikan listrik berbasis EBT. Seperti diketahui, pembangkit listrik berbasis EBT memiliki sifat intermiten atau bergantung pada kondisi cuaca. 

Penyerapan daya hanya akan bisa maksimal bila dalam cuaca yang mendukung, seperti matahari untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan angin pada pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). 

"Saat ini kami sedang membuka ruang kolaborasi baik dari sisi investasi, teknologi dan kerja sama lainnya untuk menciptakan smart grid yang lebih fleksibel. Sejumlah lembaga internasional yang telah dan akan berkolaborasi dengan kami antara lain Global Power System Transformation (G-PST) Consortium, USAID hingga Accenture," ujar Evy dalam sela agenda BNEF Summit di Nusa Dua, Bali 12 November 2022. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: