Waspada! Diabetes Tidak Selalu Bergejala, Setiap Orang Berisiko Terkena

Waspada! Diabetes Tidak Selalu Bergejala, Setiap Orang Berisiko Terkena

Cek Gula Darah, Diabetes | Image oleh Daniele Liberatori dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Setiap orang berisiko terkena diabetes, namun tidak semuanya akan menunjukkan gejala.

Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI mengatakan, ada gejala-gejala klasik penyakit diabetes yang tidak selalu muncul.

BACA JUGA:Penyebab Mata Terasa Mengganjal, Ini Jelas Dokter Nadia

BACA JUGA:Penderita Diabetes Disarankan Makan dalam Porsi Kecil tapi Lebih Sering, Ini Alasannya Menurut Dokter

"Gejala klasik tidak selalu ada, seperti sering kencing, haus berlebihan dan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan," kata Yunir dalam bincang-bincang daring, Kamis, 10 November 2022.

Namun, tidak semua orang menunjukkan gejala tersebut. Ada kalanya penyakit diabetes baru terdeteksi pada orang yang terlihat sehat setelah melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Bantuan dan dukungan dari tenaga kesehatan diperlukan, namun melihat kondisi tersebut, masing-masing pribadi perlu memiliki pengetahuan luas, semangat, dan konsistensi untuk mengatasi diabetes," papar dia.

Langkah awal pencegahan adalah memahami kondisi diri sendiri. Bila memang termasuk golongan berisiko, seperti ada riwayat diabetes dalam keluarga, diet tidak sehat dan berat badan berlebihan, lakukan skrining dan kendalikan faktor-faktor yang bisa dimodifikasi seperti gaya hidup.

BACA JUGA:RS Harapan Kita akan Jadi RS Pertama di Indonesia Lakukan Transplantasi Jantung

Waspadai pula gejala seperti haus berlebihan yang membuat minum menjadi banyak dan sering kencing, juga berat badan turun tanpa alasan. Ketika gejala itu muncul pada orang yang berisiko, dia menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

"Yakinkan, ya atau tidak (terkena diabetes)," ujar dia.

Pembatasan fisik selama pandemi COVID-19 mendorong pergeseran gaya hidup masyarakat ke arah yang kurang sehat, misalnya sebagian orang melaporkan peningkatan kebiasaan mengemil atau makan tanpa rasa lapar, terutama dengan alasan bosan, dan kecenderungan makan secara berlebihan, meningkatnya gaya hidup sedenter atau kurang bergerak, serta jarang melakukan pengecekkan kesehatan. Pola hidup tersebut dapat berujung kepada berbagai masalah kesehatan seperti diabetes.

Pendiri Komunitas Sobat Diabet dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS, mengatakan untuk memulihkan kembali kondisi para pengidap diabetes, dukungan sosial dari lingkungan sangat berpengaruh positif untuk membantu mengurangi stres, meningkatkan tingkat kesadaran diri, serta mendukung perubahan gaya hidup yang kurang sehat.

BACA JUGA:Ada Hampir 5000 kasus Baru COVID di Indonesia, Kemenkes Imbau Masyarakat Suntik Booster dan Pakai Masker

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: