Badan Geologi Ungkap Penyebab Gempa M 5.5 Banten dan Rawannya Tsunami di Daerah Itu

Badan Geologi Ungkap Penyebab Gempa M 5.5 Banten dan Rawannya Tsunami di Daerah Itu

tangkapan layar Gempa Banten M5.5 -Twitter @BMKG-Twitter @BMKG

Menurut data Badan Geologi, wilayah pantai selatan Pandeglang, Lebak, dan Sukabumi tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari tiga meter.

Bangunan di daerah itu harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Karena wilayah bagian selatan Pandeglang, Lebak, dan Sukabumi tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non-struktural.

BACA JUGA:Banten Diguncang Gempa M 5,5 Terasa Hingga Jakarta

Badan Geologi menambahkan bahwa kejadian gempa bumi tersebut diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard), yaitu retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Pada 9 Oktober 2022, pukul 17:02:44 WIB, gempa bumi dengan magnitudo 5.5 terjadi di wilayah perairan selatan Banten. Getaran gempa itu terasa sampai ke Jakarta.

Penyebab Gempa Versi BMKG

Gempa bumi magnitudo (M) 5.5 yang kemudian diperbarui menjadi M5.3 mengguncang Banten. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dam Geofisika (BMKG) kemudian membeberkan jenis gempa yang terjadi di Pantai Tenggara Pandeglang, Banten, pada Minggu, 9 Oktober 2022 sore.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan pusat gempa M 5.3 berada di koordinat 7,01° LS ; 106,07° BT.

BACA JUGA:Begini Reaksi Netizen saat Gempa Magnitudo 5,5 di Bayah Banten

BACA JUGA:Banten Diguncang Gempa M 5,5 Terasa Hingga Jakarta

Tepatnya episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 22 Km arah Barat Daya Bayah, Banten pada kedalaman 47 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng," ujarnya.

Daryono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan oblique turun ( normal oblique ).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: