FIN.CO.ID- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam 27 Februari 2024.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam keterangan tertulisnya mengatakan, gempa tersebut terjadi akibat oleh aktivitas penunjaman atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.
Hal tersebut dianalisis berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman.
BACA JUGA:
- Gempa Magnitudo 6,5 di Garut Akibat Deformasi Lempeng Indo-Australia, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
- Erupsi Gunung Ruang, Pos PGA Rekam 564 Gempa Dangkal di Sulsel
“Lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat,” kata dia.
Badan Geologi melaporkan wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.
Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Pada 27 April 2024 pukul 23.29 WIB, BMKG mencatat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Samudera Hindia.
Gempa bumi itu berpusat pada 8,42 derajat lintang selatan, 107,26 derajat bujur timur atau 151,7 kilometer barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan kedalaman 70 kilometer.
BACA JUGA:
- Gempa Taiwan, Menlu Retno: Tak Ada WNI Jadi Korban
- Ilmuwan Temukan 75 Sesar Aktif di Pulau Jawa, Berpotensi Tibulkan Gempa Bumi di Masa Mendatang
Menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,272 derajat bujur timur dan 8,110 derajat lintang selatan dengan magnitudo 6,1 pada kedalaman 68,3 kilometer.
Sedangkan, berdasarkan data dari Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,41 derajat bujur timur dan 7,88 derajat lintang selatan dengan magnitudo 6,1 pada kedalaman 67 kilometer.
Laporan sementara BNPB, kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan terjadinya korban luka-luka dan kerusakan bangunan di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung Barat, Ciamis, Bandung, Pangandaran, Purwakarta, Sumedang dan Kota Tasikmalaya.
Wafid mengungkapkan meski lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, kejadian bencana tersebut tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut. (*)