Infrastruktur Era SBY dan Jokowi Ojo Dibandingke, Pengamat: AHY Frustasi Gagal Bangun Elektabilitas

Infrastruktur Era SBY dan Jokowi Ojo Dibandingke, Pengamat: AHY Frustasi Gagal Bangun Elektabilitas

Arsip pertemuan Presiden Jokowi dan SBY 2017. (Foto: Anung/SBY Center) --

Sedangkan pada era Jokowi sebanyak 29  bandara, dan infonya menargetkan 9 bandara baru maupun perbaikan yang akan selesai pada 2024. 

Selain itu, ada 18 bendungan yang dimulai konstruksinya pada era SBY. Seluruhnya diselesaikan di era Jokowi.  

Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat. Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun pada era Jokowi. Di era Jokowi, ditargetkan ada 27 bendungan lagi hingga 2024

“Seluruh masyarakat tahu dan berdasarkan data-data yang sudah banyak muncul di publik, kan sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Pak Jokowi lah lebih banyak pembangunan infrastruktur," katanya. 

"Data itu berdasarkan tahun-tahun memulainya pekerjaan sampai pada tahap seremonial peresmian, dan sangat jelas di situ,” timpalnya.

Fernando pun menduga ada kesengajaan memanipulasi data untuk kepentingan elektabilitas AHY menuju Pemilu dan Pilpres 2024. 

Padahal, para kader Partai Demokrat ini tidak menyadari ada beban besar masa Pemerintahan SBY yang tidak selesai dibangun, yakni Wisma Atlet Hambalang. 

“Ini sengaja ada manipulasi data kalau saya melihat, ada manipulasi untuk kepentingan," kata dia. 

Fernando EMas menyindir pembangunan Hambalang yang mangktak di era SBY. Dia bilang AHY justru harus meminta maaf atas protek tersebut. 

AHY harus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia, karena kegagalan Pak SBY yang tidak menuntaskan kerjanya membangun Hambalang, justru itu lebih dihormati oleh masyarakat Indonesia dibandingkan mengklaim kerja-kerja Pak Jokowi menjadi kerja-kerja keberhasilannya Pak SBY,” ujarnya.

Menurut Fernando, selama Pemerintahan Jokowi tidak pernah mengklaim hasil kerja SBY sebagaimana dilakukan oleh AHY. 

Harusnya, kata Fernando setiap tokoh bangsa, tokoh-tokoh politik atau elit-elit politik bagaimana memberikan pendidikan politik yang dengan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, bukan saling mengklaim kerja-kerjanya.

“Sebaiknya mas AHY berjuang supaya bagaimana bisa mendapat perhatian dari partai politik, dan berhasil diusung menjadi Capres 2024 dan melakukan kerja kerja agar bisa meneruskan apa yang digagas oleh Pak SBY, bukan cara mengklaim apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Saya melihat ini sangat membodohi masyarakat dengan tindakan-tindakan seperti itu,” sarannya.

Lebih jauh kata Fernando, Jika AHY membandingkan SBY dan Jokowi berarti dirinya ingin melihat kelemahan kepemimpinan orang lain dan menonjolkan dirinya. Hal seperti ini menjadi catatan buruk, bahwa dirinya tidak layak menjadi pemimpin.

“Karena bagaimanapun juga nanti ketika berhasil menjadi pemimpin, maka yang dilihat itu kegagalan pemerintah sebelumnya bukan bagaimana melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum tuntas dilanjutkan,”  tandasnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: