Persilakan Seluruh Kader Ikut Demo Kenaikan Harga BBM, Demokrat Sindir Elit PDIP
Seorang petugas SPBU sedang melakukan pengisian BBM ke pelanggan--
JAKARTA, FIN.CO.ID -- Partai Demokrat mempersilakan seluruh kadernya untuk ikut serta bersama rakyat melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, dalam menyampaikan argumentasi penolakan kenaikan BBM, seluruh kader diminta untuk tidak melakukan aksi sandiwara.
(BACA JUGA:Soal Pengurangan Subsidi BBM, Luhut: Agar Ekonomi Indonesia Jadi Lebih Kuat)
(BACA JUGA:Persilahkan Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan BBM, Sahabat Polisi: Aksi Tidak Boleh Anarkis)
"Kader tak perlu menangis dalam menyampaikan argumentasi penolakan kenaikan BBM ini, sebagaimana aksi sandiwara elit-elit PDIP pada saat merespons kenaikan BBM di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lalu," ujarnya kepada awak media, Rabu, 7 September 2022.
Menurut Kamhar, pemerintah telah mengambil jalan pintas untuk memenuhi segala ambisinya.
"Menaikan harga BBM untuk menekan beban APBN ini langkah paling instan dan paling mudah, tapi sekaligus juga menunjukkan pemerintah tak kreatif tak punya hati," tukasnya.
Sebelumnya, massa aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR RI Jakarta, pada Selasa 5 September kemarin juga membawa-bawa nama Puan Maharani.
(BACA JUGA:PKS Tolak Kenaikan Harga BBM, Mardani Ali Sera: Kesalahan Pengelolaan Kok Dibebankan ke Rakyat?)
Masa aksi yang terdiri dari mahasiswa, buruh dan masyarakat ini, mengungkit kisah Ketua DPP PDI-Perjuangan itu.
Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY), Puan Maharani sempat menangis saat ada kenaikan harga BBM.
Sindiran tersebut dilontarkan oleh salah satu orator aksi dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang juga merupakan koordinator aksi.
Ia menyindir Puan Maharani dan DPI-P yang sempat menangis saat kenaikan BBM di era SBY seolah mereka berpihak kepada rakyat.
(BACA JUGA:Jangan Panik! Kenaikan Harga BBM Tak Pengaruhi Kepercayaan Investor Terhadap Ekuitas Indonesia Lho)
Sumber:
