Cetak Laba Terbaik, BNI Diapresiasi Menteri Erick Thohir

Cetak Laba Terbaik, BNI Diapresiasi Menteri Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir-dok Kementerian BUMN-

Transformasi digital yang mendorong transaction banking terus mendorong implementasi green banking BNI semakin komprehensif.

“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi. Implementasi green banking dapat tetap dijalankan, dan bahkan menjadi potensi positif bagi kinerja profitabilitas,” katanya.

Royke memaparkan, pertumbuhan kinerja organik berbasis layanan digital di BNI telah menghasilkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang kuat dan tertinggi dalam sejarah kinerja BNI. 

(BACA JUGA:dr Tifa Suruh Anies 'Paksa' Putrinya Pakai Jilbab Agar 2024 Lolos Presiden, Yusuf Muhammad Sindir Begini)

Hal ini dihasilkan dari ekspansi kredit yang sehat dan didukung oleh DPK berbiaya murah atau CASA. 

Net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I tahun 2022 ini dapat mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0 persen YoY. 

Laba bersih pun tercapai karena fungsi intermediasi yang terus menguat. Kredit pada semester pertama tahun ini tercatat Rp 620,42 triliun, naik semakin positif dengan pertumbuhan 8,9 persen YoY.

Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. 

(BACA JUGA:Fokus Pada Transaction Banking dan Green Banking Dorong Kinerja BNI Semester I Tumbuh Optimal)

Kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. 

Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi.

Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7 persen YoY menjadi Rp 205,3 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 31,2 persen YoY menjadi Rp 48,5 triliun; segmen small juga tumbuh 10,2 persen yoy dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun. 

Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7 persen YoY menjadi Rp 512,3 triliun.

(BACA JUGA:Utilisasi 'Hybrid Working', BNI Bangun Work Hub Pertama di Taman Galaxy Bekasi)

“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: