Said Didu Sebut Pertamina Alat Pencitraan Pemerintah Imbas Naiknya Harga BBM dan Gas

Said Didu Sebut Pertamina Alat Pencitraan Pemerintah Imbas Naiknya Harga BBM dan Gas

M. Said Didu--Tangkapan layar Youtube ILC

"Eh orang yang sama sekarang justru mendukung, atau minimal diam, Sisakan ruang ketidak percayaan kepada politisi," ungkapnya.

(BACA JUGA:Aturan Terbaru DKI Jakarta, Penumpang Angkot Dipisah Pria dan Wanita, Buntut Pelecehan Seksual Viral di Medsos)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) pada Minggu (10/7/2022) kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo dan Dex Series serta elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.

"Harga bahan bakar Pertamina telah dirancang sebagai wujud apresiasi untuk Anda dalam memberikan pelayanan prima di SPBU kami," demikian pernyataan resmi Pertamina dalam laman MyPertamina.

"Harga bahan bakar berlaku mulai 10 Juli 2022," sambung pernyataan tersebut.

Pertamina menyatakan porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya lima persen dari total konsumsi BBM nasional.

(BACA JUGA:Laksanakan Pengawasan Optimal, Bea Cukai Konsisten Lakukan Penindakan Rokok dan Miras Ilegal di Tahun 2022)

Sedangkan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp14.500 per liter sekarang menjadi Rp16.200 per liter, Pertamina Dex yang semula Rp13.700 kini menjadi Rp16.500 per liter, dan harga Dexlite dari Rp12.950 naik menjadi Rp15.000 per liter.

Sementara itu, selain BBM, harga elpiji Bright Gas juga naik sekitar Rp2.000 per kilogram.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan alasan kenaikan harga BBM dan elpiji nonsubsidi karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

(BACA JUGA:Kamu Ingin Beli Pertalite dan Solar? Begini Cara Daftar di Aplikasi MyPertamina )

Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) senilai 117,62 dolar AS atau lebih tinggi 37 persen bila dibandingkan harga pada Januari 2020.

Sementara itu, harga elpiji berdasarkan contract price Aramco (CPA) pada bulan lalu menyentuh angka 725 metrik ton atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun lalu.

Irto mengklaim meski ada kebijakan penyesuaian harga, namun harga itu masih terbilang kompetitif bila dibandingkan produk sejenis yang dijual oleh sejumlah perusahaan penyalur BBM dan elpiji di Indonesia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: