fin.co.id -
Sebagai forum ilmiah berskala internasional, SOS 2025 menyoroti pentingnya kolaborasi lintas disiplin dengan pendekatan yang lebih personal, efektif, dan berkeadilan bagi pasien dan keluarganya sebagai kunci utama mengembangkan inovasi penanganan kanker. SOS 2025 merupakan penyelenggaraan ke-5 oleh MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dan semakin memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi dalam penanganan kanker yang memiliki pengaruh dalam ekosistem kesehatan global. Para tenaga medis dari berbagai profesi pun antusias mengikuti rangkaian workshop, simposium, dan sesi pleno yang berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Dari Precision Oncology Hingga Theranostik: Sorotan Inovasi Terdepan dalam Penanganan Kanker
Hari pertama SOS 2025 pada Jumat, 16 Mei 2025 dibuka dengan lima workshop spesialis yang digelar secara paralel. Acara ini menghadirkan nama-nama besar seperti Prof. Marcel PM Stokkel, MD, PhD dari National Cancer Institute Anthoni van Leeuwenhoek, Belanda dan Prof. David Currow, FAHMS, FRSN dari University of Wollongong, Australia. Salah satu topik workshop adalah teknologi PET-CT untuk deteksi dini kanker dan pemantauan kemajuan pengobatan dari waktu ke waktu. Di Indonesia, baru tersedia 3 (tiga) fasilitas PET-CT dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menjadi salah satu rumah sakit yang memilikinya.
Baca Juga
Selain itu, workshop juga membahas mengenai Precision Oncology dan pemanfaatan data dalam terapi kanker individual, pendekatan subkutan dalam perawatan paliatif, sistem tertutup dalam kemoterapi yang aman bagi tenaga medis (closed-system transfer device - CSTD), hingga teknik endoskopi terbaru untuk penanganan kanker pankreas dan hepatobilier (teknik EUS dan ERCP).
Pada sesi plenary di tanggal 17 dan 18 Mei 2025, isu-isu strategis: peran tim multidisipliner, kolaborasi antar institusi, dan kemajuan theranostik dan genomik dalam terapi kanker. Presentasi Prof. Deborah Kuban dan Lauren Brown Thomas dari MD Anderson menjadi salah satu sorotan, bersama paparan Prof. Herawati Sudoyo, MS, PhD dari Mochtar Riady Institute for Nanotechnology tentang kekuatan pengujian genomik dalam memecahkan "kode kanker" Indonesia.
Selain forum ilmiah, SOS 2025 juga memberikan ruang bagi praktisi dan peneliti muda lewat kompetisi poster ilmiah. Dari total 60 abstrak yang terkumpul, terpilih 44 poster untuk dipresentasikan. Kompetisi poster ini menghasilkan 3 poster terbaik sebagai pemenang.
Kolaborasi Lintas Profesi, Bukti Komitmen Indonesia dalam Onkologi Global
CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Edy Gunawan, MARS., menyampaikan bahwa SOS 2025 merupakan ruang belajar dan bertumbuh bersama bagi ekosistem kesehatan global, khususnya penanganan kanker. “Kami percaya bahwa perkembangan penanganan kanker hanya dapat dicapai melalui kolaborasi. Setiap profesi memiliki peran penting yang unik. Melalui SOS 2025, kami berharap dapat menyatukan keahlian dan memperkuat jejaring, untuk mengembangkan inovasi penanganan pasien menjadi lebih baik dan optimal,” ujarnya.
Pembicara internasional SOS 2025, Prof. David Currow, FAHMS, FRSN dari University of Wollongong, Australia menyampaikan harapannya untuk masa depan penanganan kanker di Asia Tenggara.