“PT Timah terus memperkuat implementasi GCG melalui peningkatan kualitas pengambilan keputusan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban dalam melakukan kerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.
Heldy menerangkan bahwa BKPM telah menyiapkan peta jalan atau roadmap hilirisasi industri strategis, termasuk salah satunya pada timah.
Saat ini, Indonesia berada di urutan kedua setelah China dari sisi cadangan dan produksi. Meski begitu dari sisi produk hilir, industri di dalam negeri kalah jauh dibandingkan China, Malaysia dan Amerika Serikat.
Proses produksi timah di dalam negeri dimulai dari bijih timah kemudian tin ingot hingga menjadi tin solder. Adapun, nilai tambah yang dihasilkan dari produk hilir ini mencapai lima kali lipat dari produk awal.
Baca Juga
- OJK Cabut Izin 15 BPR dan BPR Syariah karena Masalah Keuangan
- Kementerian ESDM Bangun Lebih Dari 108 Smelter di Indonesia, Pengamat hingga Presiden Apresiasi
“Kalau kita bisa masuk ke produk elektronik, maka nilai tambah bisa 7 kali lipat. Ini merupakan kesempatan kita mengundang investor membangun industri elektronik di Indonesia,” tuturnya. (*)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq