Dalam pemilihan diksi, saya lebih tertarik membuat rima. Karena menurut saya akan indah ketika dibacakan. Dalam “Azizah untuk Dato”, saya memperkaya Bahasa dengan penggunaan rima, seperti:
_Ibarat embun yang menyapa di pelupuk fajar Begitu teduh dan menyejukkan hingga ke akar
Pun demikian “Azizah” untuk Dato’ Anwar
Jujur mewakili rasa dengan kata tanpa kelakar_
Setelah “Pesan di Cermin” dan “Azizah untuk Dato’”, batin saya masih sering tersentuh. Saya kira akan lahir lagi puisi esai dari iPad saya.