Teriaknya kala itu, “Ini perjuangan agung!”
Tak rela ia jika Dato’ tersungkur karena fitnah tak berujung_
_Korupsi dan sodomi, tuduhan kotor lukai marwah Dato’ dengan sadis
Oh… Fitnah politis harus dilawan dengan jalur politis
Muncul jadi tokoh top di PKN, Wan Azizah jadi politisi yang kritis
Konsisten membela Dato’ dengan semangat tak habis-habis_
4. Bumbui dengan fiksi yang imajinatif, namun tidak keluar dari tema
Baca Juga
Sebuah puisi tidak lepas dari keindahan daya imajinatif yang membawa para pembacanya bertualang dalam pikiran mereka sendiri. Karena itu, dalam puisi esai, penulis juga diajak untuk mengasah daya imajinasinya agar tulisan menjadi indah.
Dalam “Azizah untuk Dato”, saya menciptakan satu adegan Azizah tersipu malu ketika Anwar Ibrahim menyanyikan lagu “Azizah padanya”.
_Sedikit nakal aku membayangkanya Bagaimana pipi Wan Azizah begitu meronanya
Juga senyum manis tersipu di bibirnya
Saat Dato’ senandungkan lagu itu padanya_
Adegan ini adalah rekaan imajinatif. Tidak ada referensi valid yang secara eksplisit pernah menyebutkan adegan itu terjadi atau tidak. Namun bait-bait itu menjadi bumbu manis pada “Azizah untuk Dato”
5. Pemilihan kata yang sederhana namun indah
Semasa kuliah, saya menganggap bahwa puisi adalah soal kata-kata yang canggih. Begitu canggihnya, sampai-sampai saya sulit menjangkaunya. Karena itu, dalam membuat puisi esai, sebagai sebuah “tunas”, saya memilih untuk memperkaya Bahasa dengan kata-kata sederhana namun indah.