Kredo Puisi Esai Menyeret Saya, Lalu Batin Saya Terusik

fin.co.id - 10/06/2024, 16:52 WIB

Kredo Puisi Esai Menyeret Saya, Lalu Batin Saya Terusik

Amelia Fitriani: CEO XYZ+ dan Anggota Komunitas Puisi Esai Indonesia

1. Tentukan tema dan cari fakta sebanyak-banyaknya

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menulis Puisi Esai adalah menentukan tema yang menarik perhatian kita sebagai penulis.

 “Azizah untuk Dato” berawal dari tema yang ditentukan oleh tim penulis Puisi Esai untuk buku tersebut, yakni mengenai Anwar Ibrahim. Tema tersebut diangkat sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada Anwar Ibrahim yang pada saat itu Anwar Ibrahim baru menjabat sekitar satu tahun di kursi perdana Menteri Malaysia, setelah bertahun-tahun perjuangan poliknya dilakukan.

Dengan demikian, dalam kasus “Azizah untuk Dato”, tema sudah ditentukan. Namun, dalam kasus tulisan saya lainnya, seperti Puisi Esai berjudul “Anakku Mati Loro”, yang dimuat dalam buku Kumpulan Puisi Esai DKI Jakarta berjudul “Jakarta Berdialog” yang dipublikasikan pada tahun 2023, tema itu muncul dari kegusaran hati saya ketika membaca berita mengenai seorang ayah yang kehilangan dua putrinya dalam Tragedi Kanjuruhan, Malang yang terjadi pada tahun 2022.

Saya kembali ke “Azizah untuk Dato”. Setelah tema ditentukan, yakni Anwar Ibrahim, hal yang saya lakukan kemudian adalah menggali fakta sebanyak-banyaknya mengenai Anwar Ibrahim melalui penulusuran di portal-portal berita terpercaya di internet. Bukan hal yang sulit bagi saya untuk melakukan ini, karena saya merupakan mantan wartawan media online yang 9 tahun berjibaku di desk internasional. Rekaman ingatan saya mengenai perjalanan politik Anwar Ibrahim sudah ada, karena saya kerap menulis berita tentangnya saat menjadi wartawan. Saya hanya perlu melakukan recall dan refresh pada ingatan saya akan fakta-fakta mengenai Anwar Ibrahim.

2. Fokus pada satu sudut pandang yang menarik perhatian

Setelah kumpulan fakta-fakta mengenai Anwar Ibrahim saya baca, saya kemudian memilih satu sudut pandang yang akan saja jadikan subjek untuk bercerita. Saya tertarik dengan Azizah, sosok wanita yang setia mendampingi Anwar Ibrahim.

Ketertarikan saya ini bermula dari satu paragraph di sebuah artikel berita yang dimuat CNN, bahwa ketika ditanya oleh wartawan apa lagu faforitnya, Anwar Ibrahim menjawab ‘Azizah”, lagu yang dibawakan oleh penyanyi legendaris Malaysia, P. Ramlee.

Saya kemudian mengengarkan lagu itu dan membaca setiap bait liriknya yang syahdu. Dari situ saya memutuskan untuk membuka tulisan saya dengan penggalan lagu itu.

_Rupa kamu yang cantik

Mata kamu yang bulat

Membikin pemuda jadilah gembira

Senyumanmu yang manis gigi kamu yang putih

Oh nonaku Azizah..

Oh nonaku Azizah…”_

_Syahdu nian syair lagu “Azizah” itu

Khanif Lutfi
Penulis