JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI pada enam bulan pertama tahun ini fokus menjalankan strategi pertumbuhan yang prudent berorientasi pada profitabilitas jangka panjang, di antaranya adalah melalui disiplin dalam menyalurkan kredit ke segmen perusahaan berfundamental kokoh.
Strategi pertumbuhan berkelanjutan itu dinilai positif oleh sejumlah analis. Realisasi kinerja keuangan semester pertama 2023 bank berkode saham BBNI itu juga dinilai telah sesuai dengan ekspektasi para analis tersebut.
Dikutip dari platform Bloomberg, dari 35 analis pasar modal yang mereview BNI, 33 analis memberikan rekomendasi "Buy" dan tidak ada yang memberikan rekomendasi "Sell" dengan rata-rata proyeksi target price mencapai Rp11.350.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri mengatakan, langkah agresif BNI untuk menyalurkan kredit korporasi bagi perusahaan-perusahaan blue chip sektor tertentu, seperti telekomunikasi, utilitas, dan transportasi, merupakan keputusan tepat.
Dengan penyaluran kredit korporasi secara selektif, menjadikan biaya kredit yang dikeluarkan BNI relatif rendah dan risiko penyaluran kredit turun. Selain korporasi, perseroan tetap gencar menawarkan kredit payroll dan mencari sumber dana murah (CASA) yang berkelanjutan.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan kredit korporasi perseroan mencapai 11% tahun ini dengan kontribusi sebanyak 51,2% terhadap total kredit yang disalurkan," kata Eka dalam risetnya.
Eka menambahkan, penurunan biaya kredit (CoC) BNI menjadi sentimen positif terhadap kinerja keuangan dan target harga saham BBNI.
Dengan langkah tersebut, dia mengatakan, pertumbuhan laba bersih BBNI diprediksi mencapai 19,2% menjadi Rp21,8 triliun tahun ini.
Kenaikan tersebut didukung ekspektasi pertumbuhan kredit sebesar 8,8% tahun 2023, NIM diprediksi terjaga di kisaran 4,8%, dan pertumbuhan belanja operasional hanya 7,5%.
Lonjakan laba bersih tersebut juga didukung ekspektasi biaya kredit hanya 149 bps tahun ini atau lebih rendah dari realisasi tahun lalu 187 bps.
Keputusan *perseroan* memfokuskan ekspansi kredit ke korporasi bagus mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk merevisi naik target harga saham BBNI dari Rp11.500 menjadi Rp12.000 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Target tersebut juga mengimplikasikan perkiraan PBV tahun 2024 sekitar 1,4 kali.
Pandangan senada juga diungkapkan analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman, dan Prasetya Gunadi.
Mereka menyebutkan, BNI diproyeksikan mampu *mempertahankan* peningkatan kualitas sistem manajemen risiko, terutama untuk sektor wholesale. Hal ini diharapkan menciptakan kualitas aset yang terus membaik ke depan.
"Fokus tersebut mendorong kami untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp12.700 per saham. Target harga tersebut menyiratkan perkiraan PBV tahun ini sekitar 1,3 kali," tulis Brandon dan Prasetya dalam riset terbarunya.
Terkait pertumbuhan laba bersih semester pertama 2023, Boedhiman dan Gunadi mengatakan, sudah sesuai ekspektasi Samuel Sekuritas atau merefleksikan 47,1% dari target sepanjang tahun ini.