Dia mengaku memang ada kebingungan antara hadiah dan hibah pada aset-aset yag dilaporkannya itu ke KPK.
"Saya jujur dalam menginput data kekayannya ke LHKPN," katanya.
Dijelaskannya, dia dan istri belum pernah menjadi penyelenggara negara, sehingga LHKPN yang disampaikannya sebagai Menpora itu merupakan yang pertama kali.
Karenanya, dia mengaku selama ini tidak pernah menghitung jumlah harta dalam bentuk hadiah, aset perusahaan, dan lain-lain.
BACA JUGA:
"Ayah kandung saya memang sempat mengabdikan diri sebagai Direksi BUMN. Selama ini saya dan istri memang tidak pernah menghitung jumlah harta, baik itu hadiah, aset perusahaan dan lainnya," lanjutnya.
Dito tak menyangkal jika istrinya banyak menerima hadiah dari mertuanya, sebelum menduduki kursi menteri.
Guna membuat terang hal tersebut, dia mengaku siap apabila dimintai klarifikasi oleh KPK.
"Sebelumnya istri saya memang banyak menerima hadiah dari orang tuanya. Kalau diinput ke LHKPN semua akta dan asal usulnya jelas, dan kita berusaha jujur dalam laporannya. Jika KPK membutuhkan klarifikasi lebih lanjut saya siap," tuturnya.
Dito menganggap LHKPN yang disampaikannya akan membuat perbincangan publik. Sebab nilainya sangat fantastis, terlebih dirinya masih sangat muda.
"Ini menjadi ramai, mungkin karena fantastis angkanya dan saya masih muda, namun kita kan tidak bisa milih lahir dari mana," pungkasnya.
LHKPN Dito Ariotedjo
Berdasarkan LHKPN yang disampaikan Dito ke KPK yaitu total harta kekayaannya Rp282,4 miliar.
Total hartanya itu sudah dikurangi dengan utang senilai Rp16 miliar.
Kekayaan Dito sebagian besar berasal dari aset tanah dan bangunan dengan total Rp187,5 miliar.
Empat dari lima aset tanah dan bangunan yang dilaporkannya itu diberi keterangan hadiah dengan total nilai Rp161,5 miliar.