Catatan Dahlan Iskan

Wartawan Perang

fin.co.id - 12/07/2023, 06:00 WIB

Rakyat Amerika tidak senang dengan orang seperti Christ. Dianggap tidak patriotik. 

Saat mulai berpidato di kampus itu Christ sudah di-boooo. Di cemooh habis. Mikrofonnya dimatikan. Mikrofon penggantinya pun diputus. 

Ruang wisuda itu menjadi sangat bising. Banyak yang membunyikan suara dengung dari alat tanduk kerbau. Rupanya mereka sudah menyiapkan alat itu sejak sebelum ke kampus. Maka pidato Christ pun tenggelam oleh yel-yel ''God Bless America''.

Christ mengakhiri pidatonya. Singkat sekali. Itu pun tidak ada yang mendengar apa isinya. Mereka tidak mau tahu apa isi pidato itu. Pokoknya God Bless America. Dan itu terjadi di kampus ilmiah.

Memang itu bukan kampus besar. Awalnya itu sebuah seminari. Umurnya sudah lebih 140 tahun. Mahasiswanya sekarang ini kurang dari 2k.

Tidak lama setelah itu Christ berhenti dari New York Times. "Sebelum diberhentikan," katanya. 

Padahal Christ adalah wartawan pemenang hadiah Pulitzer –penghargaan tertinggi bagi wartawan Amerika.

Setelah cerai dengan ibu dua anaknya, Christ mengawini artis dan aktivis Kanada, 

Eunice Wong. Juga punya dua anak. Lalu Christ ikut Wong jadi aktivis vegan.

Christ juga mempersoalkan keanggotaan Ukraina di NATO. Nasib keanggotaan itu sendiri tersendat. Belum akan bisa diputuskan. Para petinggi NATO memang akan bertemu minggu ini. Presiden Biden sudah berangkat ke Eropa. Tapi simaklah keterangannya pada media: "Belum akan ada pemungutan suara untuk keanggotaan Ukraina".

Itu lantaran Ukraina masih dalam status perang. Kalau Ukraina jadi anggota sekarang berarti seluruh anggota NATO juga dalam status perang melawan Rusia. Begitulah statuta NATO. Salah satu anggotanya diserang dianggap sama dengan menyerang seluruh anggota NATO.

Jadi cara Rusia mencegah Ukraina dari keanggotaan NATO lewat perang. Tidak ada cara lain lagi: ya lewat perang itu. Kian lama perangnya kian lama keanggotaan Ukraina tertunda. Dan produksi senjata bisa terus meningkat.

Christ mengajukan begitu banyak pertanyaan: mengapa perang belum juga berakhir.

Bukankah kalau memang tentara Rusia rendah semangatnya sudah kalah setahun lalu? Apalagi kalau dikatakan ada masalah di kepemimpinannya. Juga kekurangan senjata. 

Christ: bukankah sanksi yang dijatuhkan ke Rusia begitu berat sehingga seharusnya mata uang rubel sudah hancur? Bukankah bank Rusia sudah dilarang pakai sistem SWIFT? Yang seharusnya bank di sana sudah bangkrut semua?

Admin
Penulis
-->