Dengan memanfaatkan inovasi, Apical dapat mempercepat operasi berkelanjutannya yang sejalan dengan Pilar Ke-3 (Inovasi Hijau) Apical2030 dari peta jalan keberlanjutan strategisnya.
Pratheepan Karunagaran, Executive Director, Apical, mengatakan; “Emisi penerbangan menyumbang sekitar 2-3 persen dari emisi CO2 terkait energi global dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 300-700 persen pada tahun 2050. Untuk mengurangi emisi karbon langsung dari penerbangan, bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dapat segera menjadi solusi. Bahan bakar rendah karbon yang dihasilkan dari 100% limbah terbarukan dan residu bahan baku, bekerja baik dengan mesin pesawat dan infrastruktur pengisian bahan bakar yang ada. Seiring meningkatnya ketersediaan limbah dan residu, serta seiring perluasan jejak dan kapasitas global Apical, kami dapat menciptakan kemitraan yang bernilai tambah untuk limbah kami di berbagai belahan dunia, terutama di Asia.”
Sehubungan dengan perkembangan industri SAF di Asia, Pratheepan berkomentar: “SAF di Asia memiliki banyak potensi untuk tumbuh dan berkembang. Kabar baiknya adalah: karena semakin banyak negara mulai menyadari pentingnya praktik berkelanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan, terdapat kesempatan untuk mempromosikan penerapan SAF di seluruh industri penerbangan,” tambahnya.