Hikmah . 20/10/2022, 03:00 WIB

Relasi Indonesia-Tiongkok dari Perspektif Sejarah Islam, Diulas dalam Sebuah Diskusi

Penulis : Admin
Editor : Admin

BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Keistimewaan Puasa Arafah dan Tarwiyah Jelang Idul Adha

"Saat ini di Tiongkok ada sekitar 40 juta penganut muslim yang mayoritas beretnis Hui dan Uighur. Selama saya menempuh studi S2 dan S3 di China, kami tidak pernah khawatir dalam menjalankan agama di negeri yang menganut ideologi komunis ini. Agama adalah urusan privat dan selama kita juga menghormati aturan yang berlaku di daerah setempat. Kita akan merasa aman dan nyaman," kata AS Zuhri.

Sementara menurut Khairan M Arif, Tiongkok pula berperan terhadap masuknya Islam ke Nusantara. Ia menyebut bahwa awal masuk agama Islam di Nusantara pada abad ke 7 atau 8 masehi melalui saudagar muslim yang membawa barang dagangannya melalui jalur sutra. 

Saat itu masyarakat Nusantara masih menganut animisme dan dinamisme, bahkan sebelum masuknya agama-agama besar lain seperti Hindu, Budha, dan Kristen.

"Pendekatan ini dilakukan oleh para ulama terdahulu dengan metode atau cara berdagang dan berbisnis dengan penduduk lokal sehingga terjadi interaksi sosial yang intensif antara para saudagar muslim tersebut dengan masyarakat setempat yang masih beragama animisme dan dinamisme sebelum datang agama agama besar lainnya seperti Islam, Hindu, Budha dan Kristen. Karenanya bisa dibilang bahwa Islam di Indonesia dan China merupakan saudara dari masa masa jauh hari," kata Khairan menambahkan. 

BACA JUGA: Buya Arrazy Ajurkan Baca Surat Al Waqiah 7 Kali, Rezeki Akan Datang Bagai Magnet

BACA JUGA:Dahulukan Mana, Menafkahi Ibu Atau Istri Dalam Ajaran Islam?

Loretta Thamrin sebagai penanggap diskusi mengungkapkan harapannya agar narasi-narasi baik tentang toleransi serta nilai-nilai persaudaraan antar pemeluk agama ini dapat terdeliver dengan baik ke publik sehingga bentuk perdamaian kehidupan masyarakat muslim baik di Indonesia maupun di Tiongkok dapat dilihat oleh masyarakat Indonesia-Tiongkok dan publik dunia.

"Melalui program dan aplikasi Kodipest (Konten Digital Pesantren), kita berharap agar dapat mempertahankan dan meneruskan kebaikan ajaran kedamaian agama Islam pada anak anak penerus bangsa kita melalui platform digital sesuai dengan perkembangan teknologi".

Terakhir Rektor Universitas Islam As-Syafi'iyah, Dr. Masduki Ahmad berharap dialog ini dapat lebih membuka wawasan bagi semua pihak serta menjadi pintu untuk memfasilitasi pendirian pusat studi dan penelitian bersama agama Islam Indonesia dan Tiongkok di Universitas Islam As-Syafi’iyah.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com