Internasional

Rusia Gempur Pertahanan Terakhir Ukraina, Zelenskyy Belum Siap Menerobos Kepungan Mariupol

fin.co.id - 24/04/2022, 14:28 WIB

JAKARTA, FIN.CO.ID - Rusia kembali menggempur pertahanan terakhir Ukraina yang masih berada di pabrik baja raksasa di Mariupol.

Hal ini beberapa hari setelah Moskow menyatakan menang atas kota di selatan itu dan mengatakan pasukannya tidak perlu mengambil alih pabrik tersebut.

(BACA JUGA: Kapal Berpenumpang 26 Orang Hilang, Kru Kapal Menceritakan Orang Pakai Pelampung, Kapal Miring 30 Derajat)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan militer mereka belum siap untuk mencoba menerobos kepungan Mariupol.

Namun, Zelenskyy mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan mengunjungi Kiev pada Minggu dan membahas jenis senjata yang dibutuhkan Ukraina saat invasi Rusia memasuki bulan ketiga.

"Begitu kami memiliki (senjata lainnya), begitu jumlah sudah cukup banyak, percaya pada saya, kami akan segera merebut wilayah di sana sini, yang untuk sementara diduduki," kata Zelenskyy saat konferensi pers, Sabtu (23/4).

Gedung Putih tidak mengiyakan rencana perjalanan Blinken dan Austin. Sedangkan Departemen Luar Negeri dan Pentagon enggan berkomentar.

(BACA JUGA: Tuding Rusia Tidak Hanya Incar Ukraina, Zelenskyy Ingatkan Negara Tetangga Bisa Jadi Target Selanjutnya)

Serangan terhadap Mariupol, pertempuran konflik terparah, membabi buta selama beberapa pekan.

Pendudukan kota tersebut dianggap penting bagi upaya Rusia untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada 2014.

Kelompok separatis dukungan Moskow sudah bertahun-tahun menguasai wilayah di Donbas.

Ukraina memperkirakan ribuan orang warga sipil tewas di Mariupol dan 100.000 lainnya masih berada di kota itu, dikutip Antara, Minggu 24 April 2022. 

(BACA JUGA: Kapal Perang Induk Rusia Tenggelam, AS Sebut Dihantam Rudal Ukraina, Pengamat Duga Ada Praktik Korupsi )

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah menyebutkan sedikitnya ratusan ribuan warga sipil tewas.

Ajudan wali kota Mariupol menuturkan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil pada Sabtu gagal.

Admin
Penulis
-->