Desi Armando

fin.co.id - 16/04/2022, 07:22 WIB

Desi Armando

Logo Disway

Abah! Jika seorang akademisi tak mampu menghasilkan gagasan-gagasan ilmiah atau hasil-hasil riset ilmiah yang kredibel, berkualitas dan inovatif, yang bisa menembus publikasi ilmiah internasional yang proses reviewnya sangat ketat, lalu apa yang mau disampaikan ke para mahasiswanya? Hasil riset orang lain? Gagasan ilmiah orang lain?

Sama sekali tak ada docere, delectare, movere kalau dalam mengajar tak ingngarso sung tuladha.

***

Selanjutnya, kenapa saya sebut di atas, Ade Armando harus memutuskan untuk memilih salah satu, apakah mau menjadi seorang akademisi ataukah menjadi seorang politisi. 

Berlaku juga untuk yang lainnya!

Mengapa? Karena sebagai seorang akademisi itu ya seharusnya madeg pandita, jadi seorang ''wiku'' sejati. "Lurus, siap menempuh jalan sunyi", kata salah seorang saintis dan dosen terbaik yang masih dimiliki negeri ini: Prof Daniel Murdiyarso. 

Kenapa? Karena, jika para aktor sains sudah terjun ikut memasuki arena perseteruan politik, siapa yang akan menjadi mediator untuk membawa peradaban bangsa ini menuju ke zona rasional, sebagai syarat mutlak untuk mencapai kemajuan?

Lalu, kenapa sains harus menjadi mediator di saat situasi bangsa sedang terjebak dalam arena perseteruan politik?

Karena hanya sains dan para aktor sains lah yang terbiasa dengan objektivitas dan norma-norma saintifik mertonian lainnya.

Jika para aktor sains malah ikut terlibat di dalam arena perseteruan politik, apalagi sampai menjadi buzzer politik, maka sudah pasti bangsa ini akan.semakin terseret menuju chaos dan akhirnya kolaps.

Na'udzubillahi min dzalik. Hasbunallah wa nikmal wakiil.

***

Kemudian, kapan peradaban bangsa ini bisa menjadi maju, jika nyatanya, masih ada yang mewarisi dendam politik dari orang tuanya? Ini Indonesia atau.Singosari?

***

Terkait pengeroyokan itu, menurut saya, definisi rasa kemanusiaan itu sudah sangat bias akibat adanya ingroup favoritism dan outgroup derogation.

Admin
Penulis