itu, katanya, hanya punya dua klasifikasi: enak dan enak sekali.
Tapi sejak menjadi direktur –lalu menjadi dirut– Margiono berusaha mengendalikan makan.
Juga mulai membiasakan pakai sepatu. Sandalnya hanya lebih sering dalam posisi stand by di
mobil.
Setiap tahun, Margiono berpidato di depan presiden: sebagai ketua umum PWI Pusat.
Pidatonya selalu lucu dan menyenangkan. Ia memang seorang dalang wayang kulit.
"Dua bulan terakhir berat badannya sangat normal. Turun 20 Kg," ujar seorang direksi
Rakyat Merdeka.
Saya belum lagi bertemu Margiono. Sejak rapat dengannya enam bulan lalu. Saat itu kami
rapat serius. Soal perusahaan. Ia baik-baik saja.
Bulan lalu saya ingin bertemu lagi dengannya, tapi selalu tidak cocok waktu. Hari itu saya
makan pagi dengan Tomy Winata. Ia kirim salam untuk Margiono. Itu saja.
Meski menderita gula Margiono bisa mengendalikannya. Ia selalu melihat level gula
darahnya. Belum pernah ada tanda bahwa ia harus mulai cuci darah. Ia semakin disiplin.
Apalagi di masa Covid: ia tahu memiliki komorbid yang serius.